Bakal Jadi Buruan Kolektor, Kalumpang Miliki Batu Alami Indah Suiseki Harganya Fantastis
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2022/11/26/8fced_suiseki.jpeg)
MAMUJU, iNewsMamuju.id - Selain potensi sumberdaya alam sepert tambang Emas, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan lainnya, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju juga berpotensi hasilkan batu indah alami berbentuk atau Suiseki.
Sungai Karama yang membentang panjang melintasi dua Provinsi, hulu di Luwu Utara, Sulawesi Selatan dan bermuara di Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, berpotensi menghasilkan batu batuan dalam air yang berbentuk berbagai model, dari ukuran kecil, sedang hingga raksasa yang disebut Suiseki, seperti yang banyak di wilayah Desa Tumonga, Kecamatan Kalumpang.
Beberapa waktu lalu, tim iNews Mamuju melakukan perjalanan wisata menelusuri sungai tersebut, di Sa'bamba, Desa Tumonga menemukan sekelompok batuan granit sungai yang unik-unik, berbagai macam bentuk.
Menurut Aming, warga Jakarta yang turut serta dalam perjalanan itu, mengatakan dengan melihat jenis bebatuan dalam air sungai Karama di Desa Tumonga maka wilayah ini berpotensi menjadi incaran penggemar batu Suiseki yang tergabung dalam komunitas pecinta batu Suiseki.
"Seandainya akses jalan ke tempat ini sudah bagus, saya yakin para pemburu Suiseki akan berlomba-lomba datang kesini," tutur Kok Aming.
Suiseki adalah batu berbentuk unik, bervariasi, tidak direkayasa, disebabkan terkikis oleh air sungai, pasir, benturan, dan gesekan selama jutaan tahun, terbentuk secara alami.
Meski batu Suiseki adalah batu alam biasa tapi harganya fantastis, bisa mencapai ratusan juta rupiah per bijinya. "Tergantung kebutuhan dan penilaian sang kolektor," jelas Aming.
Dihimpun dari berbagai sumber, seni batu Suiseki ini sudah dikenal cukup luas di Asia, meski dengan nama yang berbeda di tiap negara. Di Korea, seni ini dikenal dengan nama SuSeok yang artinya batu tua. Sementara di Jepang, tetap disebut sebagai Suiseki.
Dalam bahasa Jepang, kata ini berarti batu air karena batu dipahat secara alami oleh air. Sementara bangsa Cina mengenalnya dengan nama Shangshe yang artinya batu-batu indah.
Sejarah mencatat suiseki ditemukan 1.500 tahun lalu, tatkala para raja di Cina menginginkan pemandangan alam dibawa ke istana, agar mereka bisa menikmatinya setiap hari tanpa harus pergi ke luar. Sejak saat itu mulai dicari batu-batu indah di sungai atau di puncak pegunungan.
Konon, pada jaman Dinasti Tang dan Sun (618-907 SM), seorang rakyat biasa menemukan batu unik, lalu disimpannya dan diperlihatkan kepada banyak orang. Banyak yang suka tampilan batu itu. Dari situlah awalnya kegemaran menikmati indahnya batu alam. Seni Suiseki lahir di Cina tetapi dipopulerkan oleh Jepang.
Di Indonesia dengan Iklim tropis dan kondisi alamnya sangat memungkinkan batu-batu indah mudah ditemukan, yang tak kalah kualitas dan indahnya dari Suiseki di Taiwan, Korea, atau Jepang. Sehingga para kolektor atau pebisnis dari luar berburu Suiseki ke Indonesia.
Harganya pun menjadi menarik, terutama batu yang bernilai seni tinggi.
Untuk diketahui, batu Suiseki terdiri dari berbagai macam jenis, contohnya sebagai berikut:
- Yamagata-ishi/Toyama-ishi/Shimagata-ishi : Bentuknya menyerupai gunung.
- Taki-ishi: Bentuknya menyerupai air terjun
- Tamari/Mizutamari: Bentuknya berlubang cekung bisa untuk menyimpan air.
- Kuzuya: Suiseki berbentuk mirip rumah terpencil di Pedesaan
- Doha-ishi: Batu datar dengan tonjolan menyerupai Pegunungan.
- Dan-seki: Batu datar, dan sebagian bertingkat
- Kaburi-ishi/Amayadori: Batu beratap.
Editor : Lukman Rahim