MAMUJU, iNewsMamuju.id -- Program gerakan menanam 1,2 juta mangrove, yang dimulai dari Paku hingga Suremana Provinsi Sulawesi Barat tahun 2022 kini memunculkan sejumlah permasalahan. Dimana sejumlah penyedia bibit mengaku rugi karena tak di bayarkan.
Masyarakat sebagai penyedia mengeluhkan nasib ribuan bibit mangrove yang tidak jelas pembayarannya. Salah satu penyedia bibit mangrove mengaku rugi atas kegiatan gerakan penanaman mangrove disepanjang pantai Sulbar tersebut.
"Kami sangat rugi, jadi rencana pemerintah ingin mensejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan, sebaliknya. Kami dirugikan atas kegiatan ini," kata Yudi saat dikonfirmasi. Sabtu (28/1/2023)
Yudi menjelaskan, untuk kegiatan tersebut dirinya menyediakan bibit mangrove sebanyak 20.000, namun yang telah terbayarkan hanya 2.000 bibit.
"Saya sediakan 20.000 bibit, karena sesuai lahan saya itu 2 hektar. Yang baru terbayarkan itu sekitar 2.000 bibit. Perpohonnya sesuai kesepakatan di aula kemarin, pertemuan kemarin itu 2.500 perpohon. Itu termasuk biaya tanam, biaya perawatan," jelasnya.
Dikutip dari laman 8enam.com, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulbar diketahui mendapat tugas langsung dari Pejabat Gubernur Sulbar untuk mensukseskan penanaman pohon mangrove 1,2 juta pada bulan November tahun lalu.
Dari target penanaman pohon mangrove sebanyak 1, 2 juta pohon tersebut, dibutuhkan anggaran sebanyak kurang lebih Rp 4 Miliar yang nantinya akan di bebankan kepada perusahaan-perusahaan yang ada di Sulawesi Barat.
“Jadi sumber dana yang di butuhkan itu dari mitra kita, seperti perusahaan-perusahaan di Sulbar. Itu yang nanti mengumpul dana karena estimasi dana yang kita butuhkan itu ada Rp 4 Miliar lebih,”Kata Mantan Kepala Dinas DLH Sulbar A. Aco Takdir yang kini menjabat sebagai Kadis Kehutanan.
Editor : A. Rudi Fathir