Gubernur Sulbar Ziarah ke Makam Raja Mandar, Ungkap Jejak Heroik KH Ahmad Yahya di Pacitan

PACITAN, iNewsMamuju.id -- Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, melakukan ziarah penuh makna ke makam KH. Ahmad Yahya—tokoh pejuang sekaligus Maraqdia Tokape Arajang Balanipa—di Pacitan, Jawa Timur, Kamis, 3 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi simbol penghormatan atas warisan sejarah dan perjuangan tokoh asal Mandar, Sulawesi Barat, yang berani menentang kolonialisme Belanda pada abad ke-19.
“Saya menyempatkan mengunjungi makam seorang pejuang negara yang mangkat pada tahun 1872,” tutur Suhardi Duka dengan penuh rasa hormat.
Ziarah ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan bentuk penyambung sanad perjuangan yang dinilai sebagai langkah kecil dengan makna besar. Menurut Gubernur Suhardi, mengenang jasa para tokoh pendahulu seperti KH. Ahmad Yahya adalah bagian penting dari merawat identitas dan semangat perjuangan rakyat Mandar.
KH. Ahmad Yahya, yang semasa hidup dikenal sebagai Maraqdia Tokape, merupakan Raja Balanipa ke-46 yang menjabat sekitar tahun 1871 hingga 1873. Ia dikenal luas karena sikapnya yang tegas menolak tunduk pada penjajahan Belanda. Dalam perjuangannya, Tokape sempat terkepung di istana Lekopa’dis dan akhirnya ditangkap. Versi lain menyebut, ia dengan sukarela menyerahkan diri demi menyelamatkan pasukannya.
Setelah ditangkap, Tokape ditahan di Makassar pada 1893, kemudian diadili di Batavia, dan diasingkan ke Pacitan, Jawa Timur. Di tempat inilah ia menjalani akhir hayatnya dengan nama baru: KH. Ahmad Yahya.
“Beliau pernah diasingkan oleh Belanda, kalau tidak salah sampai di sini namanya diubah menjadi KH. Ahmad Yahya,” ujar Suhardi saat mengenang sosok pejuang tersebut.
Ziarah ini sekaligus menjadi refleksi atas pentingnya menghargai warisan sejarah dan perjuangan para tokoh lokal yang selama ini luput dari narasi besar bangsa. Kehadiran Gubernur Sulbar di Pacitan menjadi pengingat bahwa semangat perlawanan dan cinta tanah air tidak mengenal batas waktu maupun ruang.
Editor : A. Rudi Fathir