MAMUJU, iNewsMamuju.id - Debat ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tuntas dilaksanakan di Gedung Assamalewuang, Kabupaten Majene. Rabu (20/11/2024) malam.
Dari enam sesi pada debat tersebut, sesi keenam yakni closing statement atau penyampaian pernyataan penutup, menjadi bagian yang digunakan sebaik-baiknya oleh Paslon nomor urut 3, Suhardi Duka dan Mayjen (Purn) Salim S Mengga (SDK-JSM) untuk mengirim pesan yang mendalam ke masyarakat agar memilih mereka di tanggal 27 November 2024 nanti.
Pernyataan penutup yang sampaikan oleh Salim S Mengga membuat banyak orang langsung terbuka cara berpikir tentang bagaimana sesungguhnya memilih pemimpin.
Bagaimana tidak, untaian kalimat pesan moral dengan durasi waktu 150 detik itu keluar dari sosok Salim S Mengga, Tokoh kharismatik Sulbar yang dikenal memiliki integritas yang tidak diragukan.
Berikut pernyataan penutup Paslon SDK-JSM:
Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Kami Pasangan calon nomor 3, Suhardi Duka Salim Mengga bertekad memenangkan pemilihan Gubernur periode 2024-2029. Kami berdua telah mengunjungi 215 titik di seluruh wilayah Sulbar untuk menjelaskan program demi membangun Sulbar yang lebih maju, sejahtera dan berkeadilan, karena itu kami berdua berharap keikhlasan rakyat Sulbar untuk mendukung, memenangkan pemilihan gubernur yang akan datang.
Dukungan saudara akan sangat berarti bagi masa depan Sulawesi Barat.
Menyangkut soal pemilihan pemimpin, kita perlu memperhatikan pesan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tentang pemimpin, beliau berpesan, sebagaimana keadaan kalian, demikian juga akan terpilih pemimpin-pemimpin kalian.
Makna pesan ini adalah, kalau pemilihnya buruk, maka berpotensi kita memilih pemimpin yang buruk, tetapi kalau pemilihnya baik, maka kita juga berpotensi untuk memiliki pemimpin yang amanah, adil, dekat dengan rakyatnya, mementingkan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadinya.
Kami berdua bertekad akan mengabdikan sisa umur kami untuk mewujudkan Sulbar yang lebih baik. Karena bagi kami ini bukan hanya pertarungan gagasan tetapi juga pertarungan Kehormatan dan amanah sebagai KHALIFATULLAH FIL ARDHI.
Diakhir closing statement ini kami akan menyampaikan pesan para bijak, sebagai berikut; Biarkan akhlak dan karya menjadi identitas kita yang sesungguhnya.
Tidak perlu sibuk mencari pengakuan melalui kata-kata atau pencitraan, karena tindakan nyata dan sikap mulia akan berbicara lebih keras dari apa pun.
Editor : Lukman Rahim
Artikel Terkait