MAJENE, iNewsMamuju.id – Dunia seni dan budaya Mandar berduka atas kepergian Sudirman Rasyid, pencipta lagu sekaligus penyanyi lagu daerah Mandar, Minggu (9/3/2025) malam.
Seniman legendaris itu meninggal dunia di usia 72 tahun setelah beberapa bulan menjalani perawatan medis akibat gejala stroke.
Sudirman Rasyid menghembuskan napas terakhir di rumah duka yang berlokasi di Lingkungan Camba, Kelurahan Baru, Kecamatan Banggae.
Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, termasuk Bupati Majene, Andi Achmad Syukr Tammalele.
“Kita kehilangan sosok pencipta lagu dan penyanyi daerah yang telah memberikan kontribusi besar bagi budaya Mandar. Almarhum adalah pribadi yang baik dan memiliki kecintaan mendalam terhadap seni,” ujar Bupati Majene.
Bupati mengenang kedekatannya dengan almarhum, yang sudah terjalin sejak dirinya diangkat sebagai ASN di Mamuju pada 1990-an.
“Banyak kenangan manis yang kami lalui bersama. Almarhum bukan hanya seorang seniman, tetapi juga sahabat yang penuh kehangatan,” katanya.
Salah satu karya Sudirman Rasyid yang memiliki makna khusus bagi Bupati Majene adalah lagu Asabarang, yang dinyanyikan oleh sang istri, Hj. Najmah Andi Syukri.
“Lagu ini memiliki makna yang mendalam bagi perjalanan kehidupan rumah tangga kami. Warisan karya beliau akan selalu hidup dalam hati kami,” tambahnya.
Bupati berharap agar karya-karya almarhum tetap lestari dan bisa menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
“Semoga warisan budaya yang beliau tinggalkan terus diapresiasi dan diwariskan kepada anak cucu kita,” tutupnya.
Kepergian Sudirman Rasyid meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Mandar.
Namun, dedikasinya dalam melestarikan budaya daerah akan terus dikenang sebagai bagian dari identitas seni Mandar.
Editor : Lukman Rahim
Artikel Terkait