MAMUJU, iNewsMamuju.id – Café Ruang Rindu di Mamuju, Sabtu (18/10/2025), jadi tempat berkumpulnya anak muda yang antusias mengikuti Kampanye Literasi bertema “Muda Bergerak, Berdaya, dan Berdampak.”
Acara yang diisi diskusi ini dirancang untuk menumbuhkan kembali semangat membaca dan berpikir kritis di kalangan masyarakat.
Kegiatan digagas oleh Natawara Kreativesia bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Mamuju, dengan menghadirkan konten kreator nasional serta pemateri lokal.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mamuju, Fauzan Basir, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari langkah menuju Mamuju yang lebih literat.
“Kita sedang bergerak menuju Kabupaten Mamuju yang literat salah satunya memperkaya dengan aktivitas-aktivitas diskusi dan seminar,” ujar Fauzan.
Fauzan mengatakan, kegiatan ini menghadirkan berbagai narasumber yang relevan agar literasi terasa lebih dekat dengan dunia anak muda. Ia berharap cara seperti ini bisa memantik semangat baru dalam menghidupkan budaya membaca di Mamuju.
“Kita menghadirkan salah satu konten kreator nasional Renaldi, terus ada dua pemateri lokal ada Zakir Akbar dengan Aditya,” katanya.
Fauzan menambahkan, gerakan literasi tidak berhenti pada acara di kafe ini saja. Dinas Perpustakaan sudah menyiapkan program lanjutan yang menyentuh langsung ke masyarakat, mulai dari pembinaan perpustakaan sekolah hingga layanan perpustakaan keliling.
“Kita punya jadwal pembinaan perpustakaan sekolah, juga layanan perpustakaan keliling bersama relawan pustaka,” jelasnya.
Sekitar dua puluh relawan akan turun langsung ke sejumlah desa untuk melakukan berbagai aktivitas literasi. Upaya ini diharapkan bisa memperluas akses dan menumbuhkan kebiasaan membaca di daerah-daerah.
Ia mengakui, rendahnya minat baca masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah besar. Kondisi itu, katanya, sering terlihat dari mudahnya orang percaya pada berita yang belum tentu benar.
“Kita semua patut gelisah dengan tingkat kegemaran membaca yang masih rendah. Hal itu dibuktikan dengan masyarakat kita yang gampang terpancing dengan hoaks, berita-berita tidak benar dan lain-lain, ujarnya.
Ia menilai, kegelisahan itu justru menjadi alasan lahirnya berbagai kegiatan literasi di Mamuju. Bagi Fauzan, gerakan seperti ini menjadi bukti nyata bahwa semangat memperbaiki keadaan masih hidup di tengah masyarakat.
Ia berharap kegiatan ini tidak hanya memotivasi masyarakat untuk gemar membaca, tetapi juga menginspirasi mereka agar bisa berkontribusi bagi lingkungan sekitar.
“Kami hadir untuk memberikan value yang lebih terkait bagaimana memotivasi untuk kita bisa selain berdaya, kita juga mampu berdampak bagi lingkungan sekitarnya,” ucapnya.
Fauzan menyebut bahwa membangun tradisi literasi memang bukan hal mudah. Namun menurutnya, perubahan bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama.
“Kita tidak lahir dan besar dengan tradisi tulis menulis, pekerjaan beratnya adalah membangun tradisi ini,” tutupnya.
Editor : Lukman Rahim
Artikel Terkait