PASANGKAYU, iNewsMamuju.id - Pernyataan kontroversial dari salah satu Ketua Partai di Pasangkayu yang mengklaim bahwa "kotak kosong adalah ruang hampa yang tidak bisa bertanggung jawab," langsung mendapat reaksi tajam dari relawan kotak kosong. Mereka merasa pernyataan tersebut menyinggung dan merendahkan makna hak suara masyarakat.
Ardi Trisandi, salah satu relawan kotak kosong, mengungkapkan kekecewaannya terhadap komentar tersebut. Menurutnya, sebagai ketua DPC dan ketua koalisi pemenangan calon nomor urut 2, seharusnya seorang pemimpin memberikan edukasi yang benar tentang demokrasi. "Ketua partai seharusnya mendidik masyarakat tentang pentingnya berdemokrasi, bukan menjatuhkan pilihan yang berbeda. Pernyataan ini justru menambah polarisasi di masyarakat," tegas Ardi.
Ia menekankan bahwa kotak kosong bukan simbol kekosongan, melainkan pilihan sah bagi masyarakat yang ingin menyampaikan pesan kritis terhadap calon-calon yang ada. "Kotak kosong adalah pilihan bagi mereka yang menginginkan perubahan dan pemerintahan yang lebih merakyat," imbuhnya.
Ardi juga menambahkan bahwa edukasi tentang demokrasi harus mencakup pemahaman bahwa setiap suara, termasuk kotak kosong, memiliki makna dan hak yang sama. "Ketika para ketua partai berpendapat seolah hanya ada satu pilihan yang benar, mereka melupakan esensi demokrasi, yaitu menghargai setiap suara yang ada," ungkapnya.
Perdebatan ini pun viral di media sosial, dengan banyak pendukung kotak kosong mengekspresikan ketidakpuasan terhadap elit politik yang dianggap tidak menghargai hak suara masyarakat. Ardi menegaskan, bahwa pendekatan yang inklusif dalam berdemokrasi sangat penting, terutama menjelang pemilihan umum.
Dengan kurang dari sebulan sebelum Pilkada, ketegangan antara pendukung kotak kosong dan partai-partai politik diprediksi akan semakin meningkat. Dalam situasi yang kompleks ini, Ardi mengajak semua pihak untuk fokus pada dialog konstruktif dan saling menghargai pilihan masing-masing.
"Mari kita bangun demokrasi yang sehat, di mana setiap suara didengar dan dihargai," tutupnya.
Dengan demikian, kondisi di Pasangkayu tidak hanya menjadi arena kompetisi politik, tetapi juga wadah untuk memperdebatkan nilai-nilai demokrasi. Harapan akan terciptanya pemilihan yang damai dan bermartabat menjadi harapan bersama seluruh elemen masyarakat.
Editor : A. Rudi Fathir