Masa Depan Gizi Sehat, Ibu sebagai Kunci Mencegah Malnutrisi

PASANGKAYU, iNewsMamuju.id – Salah satu cara yang efektif untuk mencegah malnutrisi pada anak adalah dengan membangun pola makan yang berkelanjutan sejak dini. Dalam hal ini, peran ibu sangatlah penting. Ibu tidak hanya sebagai pengasuh, tetapi juga sebagai pengarah utama dalam membentuk pola makan dan kebiasaan gizi keluarga.
Sebagai contoh, bahan makanan yang mudah didapat, seperti daun kelor, dapat menjadi solusi murah namun kaya manfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Hal ini diungkapkan langsung oleh Ketua Bhayangkari Cabang Pasangkayu, Ny. Wiwik Candra Kurnia, yang menekankan bahwa ibu berperan besar dalam membentuk kebiasaan makan yang sehat pada anak-anak.
Pentingnya peran ibu dalam menjaga asupan gizi keluarga ini juga disampaikan oleh Ketua PD Bhayangkari Sulbar, Ny. Miranti Adang Ginanjar, saat melakukan kunjungan kerja di wilayah Kabupaten Pasangkayu. "Ini adalah momen edukatif bagi para Bhayangkari Cabang Pasangkayu. Kami ingin mengajak seluruh ibu untuk lebih memperhatikan gizi anak-anaknya, karena mereka adalah masa depan bangsa," ujar Miranti. Ia juga menekankan bahwa pola makan yang sehat, yang dimulai sejak dini, sangat berperan dalam mencegah malnutrisi dan masalah kesehatan lainnya, seperti stunting.
Miranti menambahkan bahwa Bhayangkari telah melakukan berbagai intervensi spesifik untuk mendukung kesejahteraan ibu dan anak. Ini termasuk edukasi kesehatan, pendampingan ibu hamil, dan penyediaan makanan bergizi bagi anak-anak yang berisiko stunting.
Bhayangkari tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga telah mengimplementasikan praktik nyata di lapangan, salah satunya dengan menciptakan berbagai olahan berbahan dasar daun kelor, yang mudah didapatkan di sekitar kita.
"Manfaat daun kelor kandungan tinggi kalsium dan fosfor dalam daun. Dimana disebutkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor dapat menambah tinggi badan sebesar 0,342 cm. Selain itu, kandungan vitamin, karbohidrat, zat besi, kalium, kalsium, folat dan protein yang cukup tinggi dapat dijadikan sebagai alternatif makanan tambahan bagi balita. Olahan seperti puding kelor, dimsum daun kelor, nugget ikan kembung daun kelor, dan bolu kukus daun kelor adalah contoh inovasi yang berhasil dikembangkan oleh Bhayangkari Cabang Pasangkayu. Ini merupakan solusi murah dan bergizi yang diharapkan dapat menekan angka stunting di daerah ini," tambah Ny. Miranti.
Puding kelor, dimsum daun kelor, nugget ikan kembung daun kelor, dan bolu kukus daun kelor merupakan contoh panganan yang dikembangkan oleh Bhayangkari Cabang Pasangkayu. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan dampak langsung pada keluarga, tetapi juga menjadi contoh yang dapat diterapkan di daerah lainnya. Dengan modal bahan yang mudah didapat dan harga yang terjangkau, ibu-ibu dapat mempraktikkan pola makan sehat di rumah tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa mencegah malnutrisi dan stunting bukanlah hal yang mustahil. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari ibu, anak-anak dapat tumbuh dengan sehat dan memiliki masa depan yang lebih cerah. Organisasi Bhayangkari, melalui program-programnya, terus berkomitmen untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam menjaga kesehatan dan gizi keluarga.
Editor : A. Rudi Fathir