Mengenang Almarhum Arifin Nurdin, Jalan Kaki dari Hotel Sahid ke Pantai Losari

Menjelang 2 hari dilaksanakannya Forum Silaturrahmi Masyarakat Mandar Tahun 2002, pukul 09. Malam, para aktivis dan simpatisan pembentukan Sulawesi Barat, berkumpul di Hotel Sahid Makassar Jalan Ratulangi, saat itu forum Sipamandar tengah menghelat acara yang sangat penting terkait dengan konsilidasi pejuang Sulbar menjelang terbentuknya Provinsi Silawesi Barat, yaitu simposiun dengan tema menyongsong terbentuknya Provinsi Sulawesi Barat. 

Hadir beberapa tokoh penggerak perjuangan saat itu ada almarhum Husni djamaluddin, Prof. Darmawan, Prof. Makmun Hasanuddin, Prof Kiai H Sahabuddin, H. Zikir, H. Gaus Bestari, Sukardi M Noor, Ir. Azis Daeng Situju Dr. Rahmat Hasanuddin, Drs. H. Anwar Adnan Saleh, Mujirin M Yamin, H. Kalman Bora, Prof Dr. Kiyai Sahabuddin, H. Borahim, Syahrir Hamdani dan Naharuddin, Almarhum H. Arifin Nurdin dan tokoh perjuangan yang bermukim di Makassar, Kalimantan, Palu, dan esponen pemuda Taji Barani dan Generasi Muda Mandar dan simpatisaan perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi barat lainnya. 

Kegiatan simposium yang berlangsung pada siang hari, dilalui dengan berbagai topik mulai rencana perguruan tinggi negeri, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam juga kesepakatan para pejuang penentuan Ibukota Provinsi Sulawesi Barat.  

Semua topik itu dirumuskan dalam simposium itu, seusai kegiatan itu pada malam harinya beberapa tokoh pemuda dan mahasiswa saling mengajak untuk melakukan plesiran semacam happy hours ke Pantai Losari menikmati angin malam dan panganan khas pisang epe saat itu, sebagai bentuk melepaskan ketegangan dan meluapkan kegembirannya setelah acara itu berakhir, namun, timbul kendala siapa yang akan membayar menyelesaikan nota makanan nantinya. 

Rupanya acara plesiran ini disampaikan kepada Almarhum Arifin Nurdin waktu itu, dengan senyum khasnya beliau mengiyyakan dan menyampaikan untuk mengajak seluruh komponen pemuda dan mahasiswa pejuang ke Pantai Losari. 

Karena yang diajak semua maka semua komponen pemuda dan mahasiswa berkumpul di halaman Hotel Sahid lalu berombongan menuju Pantai Losari dengan berjalan kaki. 

Malam itu wajah Almarhun sumringah , melihat rombongan begitu banyak yang ikut di belakang, karena saya waktu itu berjalan disamping almarhum, saya berkelakar bertanya bagaimana ini kak? banyak banyak orang di rombongan ini beliau dengan senyum khasnya menepuk bahu saya tenang saja, selama ada ATM di sana, beres serunya sambil merogoh memperlihatkan dua kartu ATM miliknya di sakunya dan betul seluruh transaksi malam itu diselesaikan oleh Almarhum dan setelah kembali dari Pantai Losari beliau ceritakan bahwa 2 kartu ATM ini yang satu miliknya satunya lagi punya H. Zikir, Bapak mertua Almarhum. 

Setelah Provinsi Sulbar berhasil dimekarkan yang beribukota di Mamuju, almarhum pindah ke Mamuju dan menjadi Wakil Ketua DPRD pertama di Provinsi ini pindahan dari anggota DPRD Sulsel saat itu, dan saat beliau menjadi wakil ketua DPRD Provinsi Sulbar di rumah pribadinya dijadikan tempat berkumpul dan secara rutin, berdiskusi bagaimana merawat Sulbar ini menjadi Provinsi Malaqbiq. 

Setelah masa tugasnya di DPRD Provinsi Sulbar selesai, beliau terjun ke dunia usaha, namun, perhatiannya terhadap Provinsi Sulbar, Provinsi yang turut serta Ia perjuangkan tetap menunjukan ke peduliannya, melalui WA group atau Japri menyampaikan berbagai hal yang terkait daerah ini, saat bertemu di resepsi pernikahan Sekwan DPRD Dr. Muhammad Hamzih tanggal 24 Pebruari 2025 di Hotel Maleo, beliau berpesan jaga dan rawat provinsi yang klita perjuangkan ini dengan menunjukan integritas dan bawa ini daerah ini menjadi provinsi terkemuka di Indonesia, seperti komitmen pejuang masa lalu.

Selamat jalan Kak H. Arifin Nurdin, SE, M.Ak, semoga Amal Ibadah, dedikasi dan perjuanganmu pembentukan Sulawesi Barat menjadi amal ibadah di sisi Allah Swt.  

Ditulis oleh Dr. Farid Wajdi, M.pd

Editor : Lukman Rahim