Tak Ada Perhatian Pemerintah, Siswa SDN 16 Tanisi Majene Terpaksa Belajar di Gedung Ambruk

Busriadi
Kondisi Sekolah Dasar 16 Tanisi di Kecamatan Malunda yang hancur. Foto: iNewsMamuju.id/Busriadi

MAJENE, iNewsMamuju.id – Pemandangan memilukan tampak di SDN No. 16 Inpres Tanisi, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Gedung sekolah yang rusak parah akibat gempa bermagnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Majene-Mamuju pada tahun 2021 silam, kini menjadi tempat belajar siswa-siswi sekolah dasar tersebut. Sudah tiga tahun berlalu, namun tidak ada tanda-tanda perbaikan atau pembangunan dari pemerintah, membuat para siswa terpaksa belajar di tengah puing-puing bangunan yang nyaris ambruk.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam bagi para siswa, guru, dan orang tua. Tidak ada yang bisa memastikan bagaimana nasib anak-anak ini jika gempa kembali terjadi saat mereka sedang menjalani proses belajar-mengajar. Beberapa ruang kelas, seperti kelas 3, 2, 5, dan 6, menunjukkan kerusakan yang parah. Tembok yang retak, plafon yang ambruk, serta dinding yang runtuh membuat kondisi belajar menjadi sangat tidak layak dan berbahaya.

Kondisi ruangan tanpa dinding pembatas antar kelas juga mengganggu proses belajar-mengajar. Suara dari kelas lain saling bersahutan, membuat para siswa sulit berkonsentrasi. Salah satu siswa menyampaikan keluhannya, “Terganggu sekali kalau belajar pak, karena tidak ada dindingnya. Tidak layak mi ditempati ini gedung pak,” ungkapnya saat diwawancarai, Rabu (13/11).

Selain kekurangan fasilitas ruang belajar, para siswa juga harus berjuang dengan minimnya sarana pendukung. Beberapa siswa bahkan tidak mendapatkan kursi dan meja, sehingga mereka terpaksa belajar dengan duduk di lantai atau berdiri.

Kepala SDN No. 16 Inpres Tanisi, Nursaid, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berulang kali dijanjikan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Majene. “Katanya akan kena bantuan pembangunan, tapi sampai sekarang belum ada juga,” ungkapnya. Menurut Nursaid, Bupati Majene Andi Achmad Syukri bersama Kepala Dikdas Dikpora Majene Misbahuddin sempat berkunjung ke sekolah ini. Namun hingga kini, janji tersebut belum terealisasi.

“Terakhir kemarin kami dijanji akan mulai direhab bulan Oktober, tapi sampai sekarang belum ada juga. Tapi kalau kami, sebaiknya gedung baru semua. Jangan rehab,” tegas Nursaid, yang berharap sekolah ini bisa mendapatkan bangunan baru yang lebih layak.

Tidak hanya ruang kelas, fasilitas pendukung lain seperti toilet, perpustakaan, dan kantor juga dalam kondisi rusak parah. Hal ini memaksa para siswa dan guru harus pergi ke rumah warga terdekat atau bahkan pulang ke rumah masing-masing hanya untuk keperluan buang air.

Sekolah yang berlokasi di poros jalan utama Majene-Mamuju, tepatnya di Desa Mekkata Selatan, ini sebenarnya strategis untuk mendapat perhatian lebih dari pemerintah. “Harusnya pemerintah lebih memperhatikan sekolah kami. Karena berada di Poros Majene-Mamuju,” pungkas Nursaid, menutup percakapan dengan harapan agar SDN No. 16 Inpres Tanisi segera mendapatkan perhatian serius dari pihak terkait. (*)

Editor : A. Rudi Fathir

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network