PASANGKAYU, iNewsMamuju.id - Ini kisah Jumain, seorang pengrajin kursi rotan di Dusun Vaturui, Desa Tampaure, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar).
Kurang lebih 7 tahun menggeluti dunia usaha sebagai pengrajin kursi yang terbuat dari rotan.
Namun, usaha yang dijalankan Jumain, hingga kini belum pernah tersentuh perhatian, bahkan bantuan pemerintah.
Padahal, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat gencar-gencarnya menggaungkan percepatan pemulihan ekonomi.
Saat ditemui iNewsMamuju.id, Jumain mulai menceritakan awal dirinya membuka usaha tersebut.
"2015 silam saya membuka usaha di Desa Letawa hingga tahun 2020, dan ditahun 2020 itu juga saya pindah ke Dusun Vaturui, sampai saat ini," kata Jumain.
Ia juga bercerita tentang kunjungan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Pasangkayu beberapa tahun lalu.
"Waktu itu, sekira tahun 2020 atau 2022, kalau tidak salah ingat," katanya.
"Tapi sampai sekarang, tidak ada tindak lanjutnya. Baik itu bantuan paku, cat dan sejengkal rotan pun tidak ada saya terima," imbuh Jumain.
Bahkan, kata Jumain, dirinya sudah mengusulkan proposal modal untuk mengembangkan usahanya tersebut.
Hanya saja, Jumain hanya mendapat janji semata, meski sudah diminta tanda tangan yang tak ada hasilnya.
"Bagaimana bisa seorang pengrajin kursi rotan dengan cepatnya memulihkan ekonomi tanpa ada bantun pemerintah?," ujarnya dengan nada bertanya-tanya.
Mirisnya, kursi rotan buatan Jumain sudah dipesan hingga ke luar Sulawesi, namun tidak dapat dipenuhi lantaran minimnya modal.
"Kadang orang Kalimantan memesan hingga 70 setel kursi rotan, tapi apa daya, saya terkendala modal," tutup Jumain.
Editor : Eka Musriang