MAMUJU, iNewsMamuju.id - Sebagai salah satu komoditas unggulan di Sulawesi Barat (Sulbar), pengembangan kakao sangat diperlukan.
Pengembangan kakao tersebut dapat dilakukan dengan pengadaan bibit, pupuk, hingga penyuluhan yang terhadap petani kakao yang masif.
Sejumlah petani kakao pun masih ingin melakukan pengembangan, namun nyatanya belum ada perhatian serius dari pemerintah.
Salah seorang petani kakao asal Mamuju, Yunus mengaku, produksi kakao miliknya masih sangat kurang, lantaran kurangnya bibit dari pemerintah.
"Pengadaan bibit, pupuk hingga penyuluhan, sangat berpengaruh terhadap produksi kakao," kata Yunus, Senin (13/03/2023).
Kurang lebih 8000 pemilik lahan kosong yang dikenalnya, sangat mengharapkan pengadaan bibit kakao.
"Seandainya ada bibit, kurang lebih 8000 orang bisa menanam di lahannya masing-masing," katanya.
Apalagi, kata Yunus, harga jual kakao saat ini sangat tinggi, dan itu akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
"Harga jual kakao saat ini Rp 38.000 perkilogramnya," ujar Yunus.
Dia pun berharap, perhatian serius dari pemerintah terhadap para petani yang masih memiliki semangat untuk mengembangkan kakao.
"Kami sangat berharap perhatian pemerintah terhadap pengadaan bibit, pupuk hingga penyuluhan pertanian kakao yang masif," tutupnya.
Editor : Eka Musriang