MAMUJU, iNewsMamuju.id - Abrasi di Desa Tapandullu, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju makin mengkhawatirkan.
Salah satunya rumah warga yang berada di pesisir desa tersebut, nyaris roboh. Tanah bagian bawah pondasi mulai habis terkikis air.
"Tanggul yang kami bangun ini tidak mampu lagi menahan ombak," kata Darmi Saat di Temui di kediamannya. Senin (27/3/2023).
Darmi mengatakan, bila tidak segera diatasi, rumah mereka perlahan akan hilang tersapu ombak.
"Dari kesekian kalinya, sebelum-sebelumnya aman, sekarang saya pasrah saja karena sudah banyak cara yang dilakukan keluarga, untuk bisa antisipasi ini, tapi hasilnya nihil," lanjutnya.
Darmi bercerita, air laut kerap naik hingga ke pintu rumahnya apabila banjir rob terjadi. Bangunan rumah tidak cukup tinggi untuk terus menahan air laut.
"Pondasi rumah kira-kira hanya setengah meter," jelasnya.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu tanggul sendiri, tapi ini tidak cukup, kami butuh perhatian yang lebih dari pemerintah untuk dibuatkan tanggul," pinta Darmi.
Sebelumnya, ia dan keluarga terus berupaya membuat tanggul dari tumpukan batang pohon kelapa. Namun, kuatnya ombak yang terus menerjang, tanggul tadi yang sebelumnya kokoh kini tinggal beberapa batang kayu saja.
Dikutip dari berbagai sumber, pasang surut air laut terjadi dua kali dalam periode 24 jam 50 menit.
Sementara, pasang naik atau pasang purnama umumnya terjadi dua kali dalam sebulan, tepatnya di bulan baru yang artinya perputaran bulan kembali pada rotasinya dan pada saat bulan purnama dengan debit air yang lebih besar dari pasang surut pada umumnya.
Perhatian pemerintah diharapkan bisa mengatasi kejadian yang kerap menimpa warga pesisir di desa tersebut.
"Tidak hanya pemerintah Mamuju, kami harap pemerintah Sulbar bahkan seluruh stakeholder dapat memprioritaskan pembangunan tanggul bagi kami," pungkasnya.
Editor : Lukman Rahim