MAMUJU, iNewsMamuju.id - Potensi lonjakan harga pangan dunia membuat ketahanan pangan kembali dipertaruhkan, hal itu membuat beberapa pakar ikut bersuara.
Jika prediksi ini terjadi, maka kenaikan harga pangan yang memunculkan tekanan inflasi pangan akan langsung memukul kesejahteraan masyarakat bawah, dengan separuh lebih pengeluaran rumah tangga masih didominasi pengeluaran untuk makanan.
Hal tersebut sejumlah pakar ekonomi ikut nimbrung membicarakan penomena tersebut, salah satunya Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni Dan Kemitraan Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar, Dr. Anas Iswanto Anwar mengatakan atas peristiwa yang menyita perhatian publik dalam hal pridiksi krisis pangan secara global.
Menurut Anas Iswanto, untuk skala nasional imbasnya kemungkinan tidak terjadi tapi kalau skala dunia kemungkinan bakal terjadi.
"Kalau untuk Indonesia, saya pikir itu tidak terjadi, tidak usah terlalu khawatir bahwa akibat perang itu akan terjadi krisis pangan, kalau dia terjadi krisis pangan, di ekonomi dunia atau global itu bisa saja, tapi di Indonesia saya pikir terlalu jauh untuk kita sampai ke situ, tetapi itu bagus menjadi sinyal untuk kita lebih berhati-hati, berhati-hati artinya adalah mari kita manfaatkan kemampuan, keunggulan kita, kan kita selalu bilang kita unggul karena negara agraria apa segala macam, jadi kesempatan sebenarnya untuk menata kembali bahwa kita sebagai negara agraris, kata Anas Iswanto Anwar juga Pengamat Ekonomi. Saat di konfirmasi melalui via telpon. Kamis (3/8/2023).
Anas Iswanto menambahkan, "kemudian ini namanya kita mengantisipasi, mengantisipasi adalah disitu sebenarnya hitung-hitungan yang jelas terutama dari pangan ini, berapa sebenarnya produksi kita, ini juga yang menjadi perdebatan data-data itu malah berkelahi antara departemen pertanian dengan departemen perdagangan kan persoalan begitu biasanya," tambahnya.
Selain itu, Anas membeberkan bagaimana tugas dari Bulog sebagai baper, bulog itu menampung ketika panen kemudian, mendistribusikan ketikan musim tanam.
"Jadi negara agraria seperti Indonesia tidak terlalu jauh sampai kesitu, cuman kembali lagi, mari kita menata kembali sebagai negara agraris kita pokuskan dulu disitu," bebernya.
Diketahui pemerintah telah melakukan intervensi terhadap regulator guna mengantisipasi dampak El Nino. Bukan main intervensi tersebut akan berlangsung hingga Desember mendatang.
Melalui itu, dalam Pandangan Iswanto mengusulkan baiknya pemerintah lebih jelih mencermati terhadap issue-issue yang sementara berkembang, bukan justru mengambil keputusan lebih awal.
"Kalau dengan issue akan menjadi krisis pangan, kita telaah baik-baik dulu baru, kalau pemerintah sudah yang mengeluarkan issue tersebut, hal itu akan berdampak, berdampak kesegala macam, masyarakat bisa menjadi tidak tenang kemudian jangan mengaitkan masalah-masalah ekonomi dengan politik, akan jadi berbahaya, mestinya pemerintah harus datanya Valid, jika data-data yang dimiliki pemerintah bahwa benar-benar itu akan terjadi krisis," usulnya.
Lanjut Iswanto, "mustinya yang paling jelas adalah ditahan jangan diekspor mestinya jangan di ekspor, kita sudah tahu di depan mata akan terjadi kelangkaan, kok kita menjual keluar, menjual keluar itu kan lain lagi pikirannya, ada lagi orang yang mendompleng, untuk mendapat keuntungan dari ekspor itu, nah itu yang tidak pernah ketemu antara masalah ekonomi dengan masalah politik tidak bisa kita campur adukan," ujarnya.
Lebih lanjut, Dia mengungkapkan, "sekarang kita kembali kepemerintah, pemerintah sebenarnya berpihak kemana, apakah betul-betul kepada rakyat, apakah betul-betul mau menyejahterakan rakyat," ungkapnya.
Dia menghimbau kepada masyarakat, "Paling penting adalah kita tidak usah panik, namanya prediksi bisa terjadi bisa tidak, tapi jangan kita panik, paling tidak sinyal itu memberikan kita gambaran kepada masyarakat mulailah berhemat dulu, benar-benar menggunakan sumber daya yang dimiliki dengan baik, profesional pointnya disitu, dan kembali lagi kepada pemerintah apalagi publik pigur ini jangan terlalu gampang menyampaikan sesuatu yang membuat masyarakat malah semakin bingung, mestinya menenangkan dan memberi isyarat bahwa namanya prediksi paling tidak kita berjaga-jaga, mudah-mudahan krisis ini tidak terjadi," tutupnya.
Editor : Zuajie