Oleh: Ketua PD Bhayangkari Sulbar, Ny Miranti Adang Ginanjar
MAMUJU, iNewsMamuju.id -- Hari Ibu adalah momen yang ditunggu-tunggu setiap tahun, di mana kita menyampaikan penghargaan dan cinta kasih kepada sosok yang begitu penting dalam kehidupan kita: ibu. Perayaan ini bukan hanya sekadar tradisi atau kewajiban, tetapi sebuah kesempatan untuk merenung dan menghargai peran luar biasa yang dimainkan oleh ibu dalam membentuk karakter dan memberikan cinta yang tanpa syarat.
Ibu, sebagai pilar utama dalam keluarga, tidak hanya bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan fisik anak-anaknya, tetapi juga memiliki peran besar dalam membentuk nilai-nilai moral dan etika. Hari Ibu memberikan kita kesempatan untuk merayakan ketekunan, pengorbanan, dan kasih sayang tanpa batas yang ibu berikan kepada kita sejak awal kehidupan.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa ibu sangat memegang peranan penting dalam mendidik anak. Oleh karena itu ibu haruslah benar-benar menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya agar pendidikan anak dapat berlangsung dengan baik.
Ibu disebut madrasatul ula yang berarti sebagai sekolah utama dan pertama bagi seorang anak. Orang pertama menemani hidup seorang anak, seorang ibu memberikan pengajaran dan pembangun pondasi diri anak. Ibu menjadi guru pertama bagi anak, oleh karen jasa seorang ibu sangatlah besar.
Ungkapan yang sering kita dengar bahwa ibu adalah madrasah atau pendidikan pertama bagi anaknya. Jika seorang ibu dipersiapkan dengan baik, maka sama halnya mempersiapkan bangsa yang baik sebagai pokok pangkalnya.
Mempertaruhkan nyawa saat melahirkan seorang anak, lalu merawat dan menjaga. Tidak sampai disitu, perjuangan seorang ibu memenuhi kewajibannya menjadi pendidik yang baik. Mengajarkan budi pekerti dari sejak dini, saat seorang anak ada dalam bimbingannya sedari kecil.
Sama halnya sebuah pepatah mengatakan “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Berarti sikap budi pekerti seorang anak tak akan jauh dari sikap kedua orang tuanya, terutama ibu. Ini karena dalam keseharian anak akan melihat dan mengikuti sebagian besar perilaku ibunya.
Seorang anak pasti mengalami proses belajar melalui imitasi, yakni melakukan proses belajar dengan mengikuti atau meniru orang lain. Proses belajar inilah dilakukan anak dengan melihat ibunya.
Melalui hal inilah secara tidak langsung ibu menanamkan budi pekerti. Selain hal itu, ibu merupakan seorang guru yang memiliki kecintaan, kehangatan, kelembutan, kebaikan, keceriaan, cinta dan kasih sayang yang sangat besar bagi anaknya.
Ibu adalah rumah bagi anak sebelum anak itu dilahirkan. Sembilan bulan ibu mengandung, kemudian melahirkan, mengasuh serta merawat anaknya. Perjuangan seorang ibu untuk anaknya memang bukanlah hal yang mudah, bahkan nyawa pun menjadi taruhannya. Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya, memberikan kasih sayang yang tak terhingga untuk anaknya. Ibu begitu tulus, ikhlas sepenuh jiwa dan raga memberikan kasih sayang dan perhatiannya. Tanpa pamrih dan mengharap imbalan apapun dari anaknya.
Dari ibulah seorang anak banyak belajar hal-hal baru dalam hidupnya. Belajar berbicara, belajar memakai pakaian sendiri, belajar cara makan, melatih motorik kasar dan halus. Hal-hal tersebut dimulai dari guru yang hebat bernama ibu. Ibu adalah pengajar, pembimbing serta penasihat terbaik bagi anaknya. Ketika seorang anak tengah bingung tak tahu arah, ketika seorang anak tengah dalam masalah, ketika seorang anak tengah gundah gelisah. Ibu adalah tempat ternyaman untuk mencurahkan isi hati.
Mendidik anak sedari kecil dapat memberikan dampak yang luar biasa nantinya. Pola pembiasaan sejak kecil memberikan dampak kepada anak yaitu memiliki keterampilan serta kepribadian yang baik dan berkualitas, berakhlak mulia, kuat secara fisik dan juga mental. Ibu yang baik tentunya ibu yang selalu mendoakan anak-anaknya. Ibu yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tulus, yang tak pernah lupa akan tanggung jawabnya dalam mengasuh anak. Membentuk kepribadian anak adalah tanggung jawab ibu. Dalam hal ini ibulah yang lebih besar perannya dari pada ayah.
Tak hanya mendidik anak ketika masih kecil saja, peran ibu juga sangat dibutuhkan ketika anak memasuki masa remaja. Sudah selayaknya sebagai ibu yang baik, ibu senantiasa memberikan pendampingan dan pengarahan kepada anak ketika memasuki masa remaja. Masa remaja yaitu masa dimana anak mencari jati dirinya. Usaha yang dilakukan ibu hendaknya memberikan pengarahan dalam ranah pendidikan yang baik untuk anaknya, memberikan pengertian terhadap perubahan yang terjadi pada anaknya, serta tetap terbuka terhadap anak.
Tidak diragukan lagi betapa pentingnya peran ibu dalam mendidik anaknya. Terbukti sejak masih gadis ibu telah mempersiapkannya membekali diri dengan nilai-nilai kebaikan, supaya menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. Secara emosionil ibu adalah orang terdekat bagi anaknya, dengan kasih sayang dan kelembutan sang ibu mampu membangkitkan mental anak menjadi pribadi yang kuat, percaya diri dan juga lembut. Ibu menjadi sosok yang selalu siap siaga dan serba bisa, ketika anaknya serta keluarga membutuhkan.
Ibu adalah madrasah pertama yang nantinya akan memberikan keteladanan bagi sikap, perilaku dan kepribadian anak. Jika seorang ibu itu baik maka baik pula anaknya. Secara tidak langsung semua tindak tanduk ibu akan menjadi panutan atau sebagai suri teladan bagi anaknya. Ketika seorang ibu menjalankan kewajiban dan fungsinya dengan baik dalam rumah tangga, bukan tidak mungkin akan melahirkan anak-anak yang shalih shalihah yang kelak menjadi tunas berdirinya masyarakat yang berbakti kepada kedua orang tua, berkualitas, berbudi pekerti luhur.
Editor : A. Rudi Fathir