Karena Kasus KDRT, Pria Ini Dijebloskan ke Dalam Sel Tahanan Polresta Mamuju

MAMUJU, iNewsMamuju.id — Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kembali mencuat di Kabupaten Mamuju. Berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP / B / 42 / II / 2025 / SPKT / Resta Mamuju yang diterima pada 3 Februari 2025, penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Mamuju telah meningkatkan status kasus ini ke tahap penyidikan. Kasus ini melibatkan seorang pria bernama Ahmad Baramuli alias Muli bin Safri (24), warga Dusun Batu Papan, Desa Papalang, Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju.
Menurut informasi yang dihimpun, Ahmad Baramuli ditetapkan sebagai tersangka setelah diduga terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap anggota keluarganya. Dalam perkembangannya, pihak kepolisian segera mengambil langkah tegas dengan memproses hukum tersangka sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kasat Reskrim Polresta Mamuju, AKP Reza Pranata, membenarkan perihal peningkatan status kasus ini. "Tersangka Ahmad Baramuli telah kami amankan dan dimasukkan ke ruang tahanan Polresta Mamuju dalam kondisi sehat, baik secara jasmani maupun rohani," jelas AKP Reza Pranata dalam keterangannya, Sabtu (9/2). "Proses hukum terhadap tersangka akan terus berlanjut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku," tambahnya.
Pihak kepolisian pun menegaskan komitmennya untuk menangani kasus KDRT dengan serius dan tegas. Mereka berjanji akan terus memberikan perlindungan hukum kepada korban dan memastikan penegakan hukum yang adil serta transparan. Penanganan yang serius terhadap kasus ini diharapkan dapat memberi rasa aman kepada masyarakat, serta menunjukkan bahwa pihak kepolisian tidak akan mentolerir tindakan kekerasan dalam rumah tangga.
Proses hukum terhadap tersangka kini tengah berlangsung, dan Polresta Mamuju memastikan bahwa tindakan tegas akan diambil untuk memastikan bahwa keadilan tercapai bagi semua pihak yang terlibat dalam kasus ini.
Editor : A. Rudi Fathir