Kapolres Mamuju Tengah Respons Dugaan Pemaksaan Aborsi oleh Oknum Polisi

MATENG, iNewsMamuju.id - Kapolres Mamuju Tengah, AKBP Hengky K Abadi, angkat bicara soal video viral yang menyebut seorang anggota polisi di Mamuju Tengah diduga memaksa kekasihnya melakukan aborsi.
Saat konferensi pers, Jumat (14/2/2025) AKBP Hengky memastikan kasus ini sudah dalam penyelidikan.
Terduga pelaku, Briptu NI, telah diperiksa bersama sejumlah saksi. Namun, proses penyelidikan mengalami kendala karena korban, AR, saat ini berada di Makassar, sementara akses transportasi ke Mamuju Tengah terhambat banjir dibeberapa titik.
Sebagai bagian dari penyelidikan, Polres Mamuju Tengah telah memfasilitasi pemeriksaan medis terhadap AR di RSUD Mamuju Tengah. Dokter kandungan, Dr. Muhammad Ismi, Sp.OG, menyebut AR dalam kondisi hamil dengan janin yang sehat.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut mengungkap bahwa Briptu NI dan AR telah menjalin hubungan sejak 2023. Keduanya sempat membahas kemungkinan aborsi, tapi hal itu tidak pernah dilakukan. Mereka juga kerap bertengkar, namun tidak ditemukan unsur paksaan dalam dugaan pemaksaan aborsi.
Briptu NI menyatakan siap bertanggung jawab dan menikahi AR. Meski begitu, ia tetap harus menjalani proses hukum sesuai Kode Etik Profesi Polri. Ancaman sanksinya bisa berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
Sementara itu, AR sudah mengklarifikasi lewat media sosialnya bahwa dalam hubungannya dengan Briptu NI tidak ada unsur kekerasan maupun paksaan aborsi.
Kapolres Hengky mengimbau masyarakat untuk segera melapor ke Seksi Profesi dan Pengamanan (Si Propam) Polres Mamuju Tengah jika menemukan tindakan serupa dari anggota kepolisian.
Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini dan menegaskan komitmen Polres Mamuju Tengah akan terus menegakkan disiplin dan menjaga profesionalisme anggotanya.
Editor : Lukman Rahim