Pedagang Bendera dari Garut Terpuruk di Mamuju, Jelang HUT RI ke-80 Sepi Pembeli

MAMUJU, iNewsMamuju.id – Di bawah rindangnya pohon besar di sepanjang Jalan AP Pettarani, Mamuju, terlihat Kusnadi (34), sigap menyusun bendera merah putih dan pernak-pernik kemerdekaan di lapaknya. Pria asal Garut, Jawa Barat, ini sudah tiga tahun berturut-turut datang ke Sulawesi Barat setiap Agustus untuk berjualan menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Namun, tahun ini menjadi musim terberat baginya. Sejak membuka lapak 17 hari lalu, penjualan bendera yang biasanya laris manis kini merosot drastis. Kusnadi hanya mampu menjual rata-rata satu lembar bendera per hari dengan harga Rp30.000.
"Sudah 17 hari saya buka lapak di sini, tapi bendera yang terjual hanya satu lembar sehari. Hasilnya jauh dari cukup," ujarnya sedih saat ditemui Senin (11/8/2025).
Kusnadi datang bersama salah satu anak lelakinya, menempuh perjalanan jauh dari Garut ke Mamuju demi mengais rezeki musiman. Hasil penjualannya selama ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya sekolah empat anaknya di kampung.
Sayangnya, lesunya penjualan tahun ini membuatnya kesulitan menutup biaya hidup dan ongkos sewa tempat tinggal selama di Mamuju. “Tahun lalu ramai sekali, tapi sekarang entah kenapa sepi. Kalau begini pasti rugi,” keluhnya.
Dengan waktu tersisa lima hari sebelum peringatan HUT RI ke-80, Kusnadi hanya bisa berharap pembeli mulai berdatangan agar setidaknya bisa menutup ongkos pulang ke Garut dan kebutuhan keluarga.
Di tengah terik matahari dan sepinya pembeli, Kusnadi tetap bertahan. Kisahnya menjadi potret nyata perjuangan pedagang musiman yang bertaruh nasib di momen-momen istimewa demi menyambung hidup.
Editor : A. Rudi Fathir