Hatu Tau di Kalumpang, Kisah Perempuan Berubah jadi Batu setelah Gerhana Matahari 

Gidion Pasande
Hatu Batu. Foto: FB Absalom Baraga

MAMUJU, iNewsMamuju.id - Kisah Hatu Tau, Batu berbentuk manusia dalam bahasa setempat di pedalaman Sulawesi Barat (Sulbar), sekilas pasti mengingatkan kita dengan beberapa legenda di Indonesia, seperti kisah Malin Kundang, Sangkuriang dan lain-lain. Dimana menceritakan tentang sosok manusia basaluh (berubah) menjadi batu. 

Sebuah batu yang menyerupai manusia tepatnya di dusun Potudaan, Desa Karama, Kecamatan Kalumpang, paling Timur Kabupaten Mamuju atau sekitar 3 kilometer dari Patok Batas Utama (PBU) pada batas Sulawesi Barat dengan Sulawesi Selatan, Kecamatan Seko, Luwu Utara.

Untuk mencapai lokasi Hatu Tau, Anda harus rela berjalan kaki menelusuri jalan setapak beberapa jam lamanya dengan jarak tempuh sekitar 19 kilometer dari pusat Desa Karama di Tambing-tambing. 

Konon, pada zaman dahulu kala ada seorang wanita yang berubah menjadi batu. 

Cerita Hatu Tau masih melekat dan menjadi cerita turun temurun hingga sekarang di masyarakat sekitar, meski peristiwa itu sudah terjadi pada ratusan tahun. Peristiwa itu, menurut warga setempat, terjadi jauh sebelum adanya penduduk yang mendiami wilayah Dusun Potudaan, Desa Karama, Kecamatan Kalumpang sekarang ini.

Berdasarkan cerita dari tokoh masyarakat setempat, Paulus Lakkena, saat pagi hari ada seorang perempuan yang sedang membersihkan pakaiannya dari kutu sebagaimana kebiasaan pada zaman itu, tiba - tiba cuaca berubah menjadi mendung dan gelap membuat wanita tersebut seketika itu hilang tanpa jejak.

"Kemungkinan, peristiwa fenomena alam itu semacam Gerhana Matahari kalau sekarang," ungkap Paulus.

Dikagetkan dengan peristiwa hilangnya wanita itu, lanjut Paulus, sontak penduduk kampung berupaya mencari kemana - mana, namun tak membuahkan hasil. 

”Ditengah hebohnya warga mencari hilangnya wanita itu, salah seorang dari mereka yang bermimpi, wanita tersebut berbicara jika dirinya basaluh (berubah) menjadi batu, melalui petunjuk itu warga menemukan batu itu,” tutur Paulus menceritakan.

Anehnya, batu Hatu Tau ini bisa berpindah tempat. Satu ketika oleh warga dipindahkan ke perkampungan, namun tak berapa lama batu tersebut hilang. Setelah ditelusuri, ternyata batu tersebut kembali berada ditempat semula.

"Tak hanya itu, keanehan lain dari Hatu Tau pada kisaran tahun 1980-an, warga sering mendengar suara orang ribut yang bersumber dari Batu Tau tersebut," kisahnya.

Seiring berjalannya waktu, tanpa diketahui jelas asal- usulnya batu tersebut bertambah dua batu dengan ukuran lebih kecil sebesar boneka. Mirisnya, Batu Basaluh itu, kini hanya tersisa satu saja, yakni batu besar, karena dikabarkan batu yang ukuran kecil diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dan dibawa kedaerah lain.

Untuk diketahui, di Dusun Potudaan masih ada beberapa kisah legenda lainnya seperti, Batu sollek (anak tiri jadi batu), Kampung Datta' hilang tenggelam menjadi Telaga dan Batu Silumbang, yang hingga kini masih masih diyakini pernah terjadi pada masa silam oleh warga sekitar.

Editor : Lukman Rahim

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network