Terbuat dari Katana? Ini Sejarah Menarik Hocho Pisau Dapur Asal Jepang!

Eka Musriang
Hocho merupakan pisau dapur asal Jepang yang memiliki material dan desain Katana. Foto: Istimewa

MAMUJU, iNewsMamuju.id - Mungkin, sebagian besar pengguna pisau dapur Hocho asal Jepang, belum mengetahui sejarahnya.

Ternyata, Hocho yang dipasok Shinsei.id dari Jepang ke Indonesia, memiliki sejarah yang menarik.

Bagi kamu yang suka mengoleksi aksesoris dapur seperti pisau, wajib tahu nih sejarah Hocho asal Jepang.

Hocho sendiri, menjadi incaran juru masak profesional atau yang lebih dikenal dengan sebutan chef.

Hocho memiliki material dan desain yang berasal dari Katana, pedang yang dipakai oleh para Samurai. 

Saat seorang Samurai tidak lagi membutuhkan Katana yang menjadi identitasnya, pandai besi pun merubah haluan.

Para pandai besi asal Negeri Sakura berubah haluan menjadi pembuat pisau dapur Hocho.

Pasalnya, awal abad 19 permintaan pisau dapur dunia mengalami lonjakan yang cukup besar.

Yanagiba dengan model memanjang merupakan Hocho modern pertama yang diproduksi di Jepang.

Pisau dapur Yanagiba merupakan pisau dapur bermata satu.

Yanagiba digunakan memotong makanan seperti ikan untuk sashimi dan beberapa bahan masakan lain. 

Selain Yanagiba, Deba juga merupakan Hocho yang terbilang cukup populer saat itu, dengan punggung yang lebih tebal dari mata pisau.

Deba lebih condong digunakan untuk memotong ikan dengan tulang-tulangnya. 

Pada umumnya, seorang juru masak sudah pasti memiliki Nakiri, jika sudah punya Deba.

Nakiri lebih sering digunakan untuk memotong sayuran dan berbentuk seperti golok dapu China.

"Deretan Hocho atau pisau tersebut dibuat berdasarkan sejarah dan jenis makanan yang dikonsumsi orang Jepang yang kala itu mayoritas mengkonsumsi sayuran dan ikan," kata Viki Jaya, pemilik brand pisau Jepang Shinsei.id, melalui keterangan tertulisnya.

Invasi makanan dari belahan bumi bagian barat Dangan bahan dasar daging, merubah tren alat masak di Jepang.

Itu terjadi saat Jepang mulai terbuka pada 1853, usai mengisolasi diri selama kurang lebih 200 tahun.

Maka dibuatlah sejumlah varian pisau seperti Gyuto, Santoko dan Sujihiki.

Varian tersebut merupakan perpaduan antara pisau barat dan pisau asal Jepang sendiri, untuk mengolah daging.

Di Jepang, seorang chef dianggap memiliki jam terbang tinggi, jika mereka bisa merawat dan menggunakan pisaunya dengan baik.

Sehingga, seorang chef di Jepang akan memberikan perhatian khusus terhadap pisaunya.

Kebudayaan Jepang yang dikenal apik dalam memelihara benda itu pun benar-benar menjadi perhatian para produsen Hocho. 

Mereka sengaja membuat pisau yang dapat diasah dan ditajamkan kembali ketika sudah mulai tumpul. 

Begitu juga dengan gagang pisaunya, dibuat untuk dapat digantikan dengan yang baru dan direstorasi berkali-kali. 

"Para Chef di Jepang bahkan selalu menjaga pisau-pisau miliknya seperti mereka menjaga diri mereka sendiri," tukas Viki.

Untuk diketahui, produk-produk baru dari sejumlah produsen alat memasak mengikuti perkembangan zaman.

Misalnya pisau yang sangat diperlukan saat memasak.

Bahkan, produsen pisau internasional terus berupaya memperebutkan pasar peralatan dapur.

Editor : Eka Musriang

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network