MAMUJU, iNewsMamuju.id - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Barat (Sulbar), Hatta Kainang bakal memperjuangkan bangkitnya kembali kakao sebagai komoditas unggulan di Sulbar.
Hal tersebut disampaikan Hatta Kainang, usai mendengar suara masyarakat yang menemuinya di salah satu cafe di Mamuju, Senin (13/03/2023) tadi malam.
Dia pun meminta, pengembangan kembali komoditas kakao di Sulbar, dibahas dalam Musrenbang Provinsi untuk penyusunan program 2024.
"Saya akan hadir langsung untuk menyuarakan soal bagaimana komoditas kakao bangkit kembali," kata Hatta Kainang.
Apalagi, kata Hatta Kainang, daerah-daerah di Sulbar sendiri dulunya merupakan penghasil kakao.
"Dan ketika kakao tidak dibangkitkan lagi melalui supporting (dukungan) anggaran serta perencanaan yang bagus dan matang, jangan kita berharap bahwa ekonomi akan baik," katanya.
Dia pun berharap, dalam Musrenbang Provinsi nanti, ada kesepakatan, konsensus ataupun kesimpulan bahwa kebangkitan kakao harus kembali dilakukan.
"Karena ini menyangkut tentang bagaimana menggerakkan ekonomi masyarakat dan menaikkan income (penghasilan) masyarakat," ujar Hatta Kainang.
Terkait dengan potensi kakao, Sulbar pernah merajai dan dianggap sebagai primadona kakao.
"Kalau kemudian hal ini dibiarkan dan tidak diseriusi, saya ada ketakutan bahwa kedepan ekonomi masyarakat di eks sentra kakao yang dulu berjaya, itu akan terjadi kemerosotan ekonomi," ungkapnya.
Sehing, pemerintah daerah diharapkan total dalam membangkitkan kembali komoditas kakao yang pernah berjaya di Sulbar.
"Karena tidak bisa dipungkiri, tidak bisa kita muluk-muluk, tidak usah kita mengembangkan komoditas lain, cukup misalnya Pasangkayu dan Mateng, serta sebagian Mamuju dengan sawitnya, sebagai Mamuju, Mamasa, Majene, Polman, masih kita berharap kakao dibangkitkan kembali," imbuh Hatta Kainang.
Apalagi, para petani dan pemilik lahan di Sulbar masih sangat optimis terhadap pengembangan kakao.
"Dan petani masih optimis, tapi catatannya adalah pemerintah harus serius dan total untuk kemudian membackup dan melakukan intervensi anggaran terhadap pengembangan kakao," tutupnya.
Editor : Eka Musriang