MAMUJU, iNewsMamuju.id - Pembangunan irigasi di Desa Bambadaru, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) disinyalir tidak memenuhi azas manfaat untuk masyarakat di wilayah tersebut.
Berdasarkan nformasi tender pasal laman LPSE terungkap, pembangunan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I.Bambadaru menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran (TA) 2021 melalui APBD pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mamuju Tengah, dimenangkan oleh PT. Lili Indah Prima Karya dengan anggaran Rp. 7.451.276.000,00.
Hasil penelusuran media ini di lapangan, terlihat jelas kondisi irigasi di Dusun Pattallasang itu tampak tak berfungsi maksimal usai dibangun, sebab banyak bebatuan, lantai terkelupas dan tertutup rerumputan liar dalam saluran utama irigasi itu.
Salah seorang warga setempat, Japari ketika ditemui di lokasi, mengungkapkan kondisi saluran sepanjang kurang lebih 2000 Meter tersebut tak terawat dan belum bisa dimanfaatkan.
Diketahui, saluran irigasi yang awal perencanaan bertujuan dapat mengairi kawasan persawahan di Desa Bambadaru dan sekitarnya.
Parahnya lagi, terlihat ambruk di beberapa bagian. Diduga kualitas bahan material yang digunakan meragukan.
"Setahu kami, proyek yang dibangun tahun 2021 dan menyeberang ke tahun 2022, volumenya sekitar 2000 meter dan menghabiskan anggaran Rp7 Milliar lebih. Tapi sayangnya, pekerjaan itu mubazir karena tidak bermanfaat," kata Japari . Minggu (12/3/2023) lalu.
Menurutnya, pembangunan irigasi tersebut patut dipertanyakan perencanaan dan pelaksanaannya. Karena azaz pemanfaatan uang negara adalah untuk kesejahteraan rakyat. Maka ketika pemanfaatan anggaran tersebut tidak memberikan manfaat apa-apa untuk rakyat, tentu perlu dipertanyakan.
Dirinya berharap, pihak terkait dapat memperhatikan kondisi ini, kalau bisa mengecek langsung ke lokasi.
Dengan itu, bisa diketahui persis apakah pemanfaatan uang negara benar-benar dinikmati oleh rakyat atau hanya asal bangun.
"Ini yang buat kita prihatin. Anggaran miliaran rupiah terkesan mubazir, karena dinikmati manfaatnya. Mirisnya lagi, belum apa-apa barang itu sudah rusak," pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh kepala Dusun Pattalassang, Baharuddin. Dirinya menyesalkan sampai sekarang proyek irigasi yang dibangun tahun 2021 ini belum bisa difungsikan oleh masyarakat.
"Masyarakat tidak bersemangat mengelola sawahnya, akhirnya dibiarkan begitu saja karena pengairan yang tidak memadai," kata Baharuddin.
Sampai berita ini dirilis, Selasa (14/3/2023) terkait persoalan ini sudah dilakukan upaya konfirmasi, namun belum bisa terhubung. Sejumlah pihak masih akan terus diusahakan konfirmasinya.
Editor : A. Rudi Fathir