POLMAN, iNewsMamuju.id - Tim Verifikasi Balitbangren Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, melakukan kunjungan verifikasi lapangan Inovasi Puskesmas Batupanga “Resep Bunda Alba”.
Kunjungan verifikasi lapangan Inovasi Puskesmas Batupanga Resep Bunda Alba (Redupkan Stunting Eksplor Produktivitas Bunda di Dapur Agar Asupan Lengkap Berimbang), oleh Inovator Nutrisionis Puskesmas Batupanga Emmy Saska, bertujuan menurunkan angka prevalensi stunting khusunya di Kecamatan Luyo, umumnya di Kabupaten Polewali Mandar.
Tahun 2022 hingga tahun 2023, Salah satu desa lokus yang diintervensi oleh inovasi ini adalah Desa Puccadi. Terbukti tahun ini angka prevalensi stunting menurun dari 25.89 persen menjadi 18.83 persen. Ini membuktikan bahwa inovasi ini sangat efektif menurunkan angka prevalensi stunting.
Adapun pengembangan yang dilakukan oleh Inovator adalah tambahan kegiatan seperti lomba menu inovasi pada kader. Sehingga dapat menambah kreativitas dan produktivitas kader posyandu. Selain itu inovasi Resep Bunda Alba ini memperluas cakupan layanan ke wilayah yang lain, yaitu Desa Baru dan Desa Batupanga Daala.
“Kami berharap inovasi Resep Bunda Alba ini terus dikembangkan dengan menghadirkan novelty / kebaruan yang semakin menarik,” kata Akhmad Farid, Kepala Bidang Ekonomi Balitbangren Kabupaten Polewali Mandar, di lokasi kegiatan Desa Baru, Kecamatan Luyo,
Ia juga berharap, kepada camat dan para kepala desa, serta kepala puskesmas membuat inovasi yang menarik seperti yang dilakukan oleh Emmy Saska sebagai upaya peningkatan Sumber Daya Manusia di lingkup kerja masing-masing.
Hadir dalam kegiatan ini, yakni Akhmad Farid, Kepala Bidang Ekonomi, Sitti Rohana Analis Keuangan Pusat/Daerah, Sitti Hadijah Kasubag Umum dan Kepegawaian, Eko Surya Alamsyah, Analis Masalah Sosial, Ikawani, Analis Pangan.
Sementara itu, Inovator Resep Bunda Alba Emmy Saska, menyampaikan, bahwa kegiatan itu dirangkaikan Lomba Menu Inovasi Resep Bunda Alba.
Emmy mengatakan, bahwa kegiatan tersebut perlu terus dikembangkan karena merupakan salah satu kegiatan bidang gizi dalam upaya penurunan prevalensi stunting di Indonesia.
Diharapkan, kata Emmy, inovasi ini dapat berkelanjutan karena sangat bermanfaat dalam pemenuhan gizi keluarga. Selain itu, masyarakat juga dapat lebih kreatif dan produktif dalam mengolah menu untuk dipasarkan.
“Sehingga dapat menambah penghasilan bagi keluarga,” tandasnya.
Editor : Lukman Rahim