Buras, Makanan Khas Lebaran Idul Fitri bagi Masyarakat Sulawesi

MAMUJU, iNewsMamuju. id -- Lebaran Idul Fitri bagi masyarakat Sulawesi tak lengkap tanpa kehadiran buras, makanan khas yang selalu tersaji di meja setiap rumah. Buras, yang juga dikenal sebagai burasa, merupakan hidangan berbahan dasar beras yang dimasak dengan santan dan dibungkus daun pisang, menyerupai lontong tetapi dengan tekstur lebih gurih dan kaya rasa.
Makanan ini menjadi simbol kebersamaan dan tradisi turun-temurun yang diwariskan oleh leluhur. Dalam perayaan Idul Fitri, buras sering disajikan bersama lauk-pauk khas seperti opor ayam, coto Makassar, pallumara, hingga rendang. Rasanya yang gurih dari santan dan aroma khas daun pisang membuat buras selalu dinantikan setiap tahun.
Proses pembuatan buras membutuhkan ketelatenan. Beras yang telah dicuci bersih dimasak setengah matang dengan santan, lalu dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan tali rafia atau daun pandan. Setelah itu, buras dikukus selama beberapa jam agar teksturnya lebih lembut dan tahan lama. Ada juga variasi buras yang ditambahkan dengan kelapa parut atau kacang-kacangan untuk memberikan cita rasa yang lebih kaya.
Bagi masyarakat Sulawesi, buras bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari identitas budaya. Di momen Lebaran, buras menjadi simbol keberkahan dan persaudaraan, di mana keluarga besar berkumpul untuk berbagi kebahagiaan dan menikmati hidangan khas ini bersama-sama.
Tak heran jika setiap perayaan Idul Fitri, aroma harum buras yang baru matang selalu menggoda selera dan mengingatkan pada kehangatan tradisi keluarga. Meskipun zaman terus berubah, buras tetap bertahan sebagai kuliner yang mempererat tali silaturahmi dan menghadirkan kenangan manis di setiap momen Lebaran.
Editor : A. Rudi Fathir