MAMUJU, iNewsMamuju.id - Warga Lingkungan Tambi dan Kampung Baru, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, merasa gelisah terkait rencana pembangunan Jalan Arteri tahap II.
Mereka khawatir pembangunan itu akan berdampak buruk bagi mereka. Pasalnya, rancangan jalur akan dibangun ditengah - tengah pemukiman.
Warga khawatir pembangunan itu akan menimbulkan efek negatif bagi kampung yang telah mereka diami sejak turun temurun.
Salah seorang nelayan Kampung Baru Syarifuddin menuturkan, jalan arteri akan dibangun persis dibelakang rumahnya, Ia meyakini akan menggangu jalur kapal nelayan yang setiap hari melewati Sungai Kali Mamuju.
Begitu juga dengan tempat bersandarnya kapal nelayan dari berbagai wilayah seusai menangkap ikan.
"Ya kalau dibangun pak, kami ini mau bagaimana? mata percarian kami cuma menangkap ikan. Sedangkan jalur arteri itu dibangun dibelakang rumah, pasti berimbas pada kapal-kapal yang mau merapat," kata dia, sembari memilah ikan hasil tangkapannya, saat dijumpai dirumahnya di Kampung Baru, Jumat (21/10/2022).
Sementara itu, Juhardi menjelaskan, pembangunan jalur arteri akan membelah perkampungan warga. Bila itu terjadi, bisa menimbulkan banjir, karena Tambi dan Kampung Baru posisinya rendah dan berhadapan langsung dengan laut.
"Kampung ini sangat rendah, kalau dibangun itu arteri maka akan jadi penyumbang banjir. Apalagi kampung ini satu-satunya wilayah dikota Mamuju yang berbatasan langsung laut," kata Juhardi.
Belum lagi kata Juhardi, Kampung Tambi dan Kampung Baru memiliki histori dan budaya, karena merupakan salah satu kampung paling tua dalam kota Mamuju. Ia menyakini kedua wilayah itu dimasa mendatang hanya tinggal cerita.
"Ini kampung punya historinya sendiri, sebab kampung tertua di Mamuju. Kita tau Mamuju ini wilayah rawan bencana, gempa, banjir, sampai lainnya berpotensi sangat besar. Tentu kalau dibangun pasti kampung ini akan tenggelam dan akan menyisahkan cerita kenangan," ujar Juhardi.
Dasar itu Juhardi, Syarifuddin bersama warga lainnya telah berulang kali menolak jika rencana jalan arteri dibangun membela kampung mereka.
Pada pertemuan ketiga di Lingkungan Tambi, sore tadi, Jumat (21/10/2022) antara Balai Pengerjaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Barat yang turut dihadiri ketua DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Warga kukuh menolak rancangan pembangunan jalan arteri sepanjang 1,8 kilometer itu andai masih sesuai desain awal yang disosialisasikan.
Selain itu menurut warga, sosialisasi dari BPJN Sulbar tidak melibatkan warga setempat yang bakal terdampak.
"Seperti pada pertemuan sebelumnya, kami tetap menolak kampung kami dilalui karena mau kemana kami jika bencana datang. Sedangkan jalan arteri sendiri itu jalur bebas hambatan, sedangkan anak-anak kami setiap harinya akan berangkat sekolah dan melalui jalan itu, pemerintah seharusnya memikirkan dampak pembangunan jangan sampai justru memicu dampak yang besar, seperti bencana alam. Ini pasti akan mengorbankan kami rakyat kecil." tutur Juhardi yang mewakili masyarakat dalam forum itu.
Dalam pertemuan itu, Ketua DPRD Sulbar, Suraidah Suhardi mengajak warga Tambi untuk mau menerima pembangunan jalan arteri. Menurutnya, pembangunan itu akan membuat Sulawesi Barat dapat maju seperti daerah lainnya.
"Sayang sekali seandainya ini tidak bisa, karena ini untuk pembangunan Sulbar yang lebih baik. Kalau pakai APBD belum tentu bisa karena anggaran kita terbatas. Jadi saya harap kita duduk bersama-sama disini untuk berdiskusi mencari solusi," kata Suraidah.
Sementara kepala BPJN Sulawesi Barat, Sjofva Rosliansjah mengatakan, jika pembangunan ruas jalan arteri jilid II ini dapat dimanfaatkan warga sebagai alternatif untuk langsung kearah kantor Gubernur Sulbar.
"Keinginan warga jika jalan ini bisa jadi tanggul, jadi kita (akan) merubah desain awal dari sebetulanya tinggi jadi sebidang dengan jalan lama. Jadi manfaatnya bisa digunakan langsung oleh warga menuju kantor Gubernur, nah enak sekali kan jika terbangun," ujar Sjofva.
Sjofva Rosliansjah mengakui, rencana sebelumya pembanguna menyusuri pantai namun anggarannya sangat besar, sehingga dipilih alternatif desain saat ini.
"Kalau Gubernur sebelumnya itu baru ide, juga anggarannya sangat besar ya sehingga kita desain seperti ini. Kalau perbedaannya belum kita tau secara pasti, nanti tim teknis yang jabarkan," tutur Sjofva Rosliansjah.
Meski ada negosiasi, namun sebagian warga lingkungan Tambi mengaku tetap tidak setuju jika kampung mereka diancam.
Hingga pukul 18.10 WITA, warga bersama BPJN Sulbar dan Ketua DPRD Sulbar meninjau lokasi yang direncanakan bakal dilalui jalur arteri di Lingkungan Tambi.
Editor : Lukman Rahim
Artikel Terkait