MAMUJU, iNewsMamuju.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Zulfikar Suhardi, memberikan apresiasi atas langkah Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf), Teuku Riefky Harsya, dalam mendorong pengembangan industri kreatif, khususnya di bidang perfilman.
Menurutnya, langkah tersebut sangat strategis untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.
“Industri film memiliki potensi besar untuk menjadi mesin baru pendorong ekonomi. Upaya Menekraf dalam memperbaiki ekosistem dan menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti PARFI 1956, merupakan langkah tepat yang patut diapresiasi,” ujar Zulfikar melalui pesan WhatsApp, Rabu (11/12/2024).
Zulfikar menilai subsektor film tidak hanya berdampak pada perekonomian, tetapi juga memiliki pengaruh luas pada diplomasi budaya dan pembangunan sumber daya manusia.
Ia menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam memberikan regulasi yang mendukung, pendanaan yang memadai, serta infrastruktur untuk mendukung kreativitas para pelaku industri.
Pernyataan Zulfikar tersebut merespons pertemuan yang diadakan Menekraf dengan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) 1956 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Dalam pertemuan itu, Menekraf memaparkan rencana besar (grand design) pengembangan subsektor film, animasi, dan video sebagai bagian dari ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Menekraf, Teuku Riefky Harsya, menjelaskan bahwa subsektor film dapat menciptakan lapangan kerja berkualitas dan berkelanjutan, mendorong hilirisasi, serta meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional.
Namun, ia juga mengakui adanya tantangan seperti kurangnya pemahaman tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI), keterbatasan akses pasar, dan infrastruktur.
Ketua Umum PARFI 1956, Marcella Zalianty, menyambut baik inisiatif Menekraf. Ia menyebut rancangan tersebut sebagai strategi penting untuk mengatasi tantangan industri film, terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan aktor.
Zulfikar berharap kolaborasi antara pemerintah dan asosiasi seperti PARFI 1956 dapat berjalan efektif sehingga kontribusi subsektor film terhadap ekonomi nasional semakin meningkat.
“Kita perlu mendorong hilirisasi produk kreatif, tidak hanya untuk konsumsi domestik tetapi juga untuk bersaing di pasar global,” tambahnya.
Zulfikar optimistis, dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kolaborasi yang solid, industri perfilman Indonesia dapat menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan.
Editor : Zuajie
Artikel Terkait