get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir Parah Rendam Desa Bambu Mamuju, Warga Mengungsi

Waspada, Kasus DBD di Mamuju Meningkat 100 Persen

Kamis, 20 Oktober 2022 | 13:05 WIB
header img
Fogging Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju di Pemukiman Warga.(Foto: Dok. Syarif)

MAMUJU, iNewsMamuju.id -- Kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Mamuju meningkat derastis, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju per 20 Oktober 2022. Kasus DBD tercatat  162 kasus, melampaui kasus tahun lalu dibawah 100 kasus.

Berdasarkan data itu, Kecamatan Mamuju (102 kasus) dan Simboro (41 kasus) tercatat sebagai penyumbang kasus DBB terbanyak. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju pun mulai me-warning kasus DBD di Mamuju.

"Ini sudah warning karena kasusnya setiap hari ada, tahun lalu (kasus DBD) kurang dari 100, tapi tahun ini meningkat 100 persen diangkah 162 kasus. Tadi ada dari pasar baru dan pasar lama dua," kata Alamsyah Thamrin, Kepala Bidang, Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mamuju, di Kantornya, Kamis, (20/10/22).

Menurut Alamsyah, peningkatan kasus DBD dipengaruhi buruknya lingkungan dan pola hidup masyarakat. Hal itu terlihat dari data kasus yang muncul, dimana terdapat banyaknya sarang nyamuk untuk menetaskan telurnya.

"Selain perubahan cuaca, salah satu faktor karena kebersihan lingkungan tidak dijaga, induknya mati tapi telurnya masih ada yang dibawah air kemudian berkembang jadi nyamuk dewasa," terang Alamsyah.


Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, Alamsyah Thamrin

Untuk hal itu, Alamsyah menuturkan, jika fogging (pengasapan) hanya sebatas mencegah sementara, dikarenakan fogging hanya membunuh indukan nyamuk (aedes aegypti) tetapi tidak memutus rantai penyebab DBD.

Ia menyebut jika berkembang nyamuk akibat DBD harus diputus melalui proses 3M (Menguras tempat penampungan air, Mengubur barang bekas, Menutup tempat penampungan air) dan meningkatkan kesadaran lingkungan.

"Fogging itu bukan solusi untuk mencegah DBD, karena hanya membunuh aedes aegypti saja. Induknya mati tetapi telurnya ini berkembang, karena setiap telur nyamuk menetas itu bisa 200 sampai 500 ekor," terangnya.

Menurut Alamsyah, saat ini Dinas kesehatan masih terus melakukan edukasi pada masyarakat. Meski begitu belum ada surat edaran yang dikeluarkan.

"Kita sudah laporkan ke Bupati, saat ini kita masih melakukan edukasi pada masyarakat. Yang paling perlu selain dari tindakan pemerintah, juga kesadaran dari masyarakat mengelola lingkungannya," Pungkasnya.

Berdasarkan data per-kecamatan kasus DBD per 20 Oktober 2022 di Kabupaten Mamuju, hanya tiga wilayah yang mencatat nol kasus yakni, Tappalang Barat, Papalang, dan Bala-balakang
Berikut datanya :

Mamuju 102 kasus
Simboro 41 kasus
Kalumpang 5 kasus
Tappalang 4 kasus
Kalukku 4 kasus
Sampaga 2 kasus
Tommo 2 kasus
Bonehau 2 kasus

Editor : A. Rudi Fathir

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut