Anak Yatim dan Tak Lulus SD, Ini Kisah Sukses H Nur Salim Pemilik PO Bus Sahaalah

Muhammad Fadli Ramadan
H Nur Salim pemilik PO Bus Sahalaah. Foto: YouTube Perpaz TV

JAKARTA, iNews.id – Tidak semua orang mendapat pendidikan yang layak, karena keterbatasan ekonomi. Padahal, pendidikan sangat penting bagi siapa pun untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Itu juga yang dialami H Nur Salim saat masih kecil.

Terlahir dari keluarga kurang mampu, Nur Salim diasuh ibunya seorang diri setelah sang ayah meninggal dunia. Sementara sudaranya dititipkan ke keluarga terdekat. 

"Saya hanya sampai kelas 5 SD. Saya bilang ke ibu, enggak apa-apa saya tidak melanjutkan sekolah, saya akan bekerja. Saya tahu ibu sedih, tapi saya yakin bisa bangkit," ujar Nur Salim dilansir dari kanal YouTube Perpalz TV. 

Berawal bekerja sebagai sopir truk, dia banyak belajar dari orang-orang di lingkungan sekitar. Hingga akhirnya dia tidak hanya mahir dalam mengemudi, tapi juga mengerti soal mesin dan manajemen perusahaan.

"Saya dulunya sopir truk. Saya ndak sekolah, saya harus tanya. Alhamdulillah yang saya tanyai menjadi bekal. Akhirnya itulah bekal bagi saya bagaimana mengalola bus," ujar Nur Salim. 

Berbekal pengalaman yang dimilikinya, Nur Salim akhirnya membangun perusahaan otobus (PO) Sahaalah. Dia menyebutkan PO Sahaalah hadir dari semua masalah yang dialaminya sebagai bekal dalam membangun usaha. 

Meski sebagai operator bus baru di Jepara, Jawa Tengah, namanya cukup disegani karena dikendalikan Nur Salim yang sudah menggeluti bidang tersebut sejak 1990-an. 

Nur Salim sendiri awalnya bekerja untuk PT Muji Jaya Putra Mandiri, yang bergerak di bidang transportasi angkutan barang. Namun, pemilik perusahaan ingin membuka PO bus dan memintanya untuk menjalankan perusahaan. 

Tak langsung membangun, Nur Salim meminta waktu untuk observasi ke PO lain agar memiliki pengetahuan bagaimana cara mengelola bus. Setelah mendapatkan ilmu dari beberapa PO bus, akhirnya PO Muji Jaya lahir. 

“Tiba-tiba Pak Haji itu bilang, ‘Lim, saya mau bikin (PO) bus, tapi yang operasional kamu’. Saya minta waktu dulu, saya datengin PO-PO, saya dengerin cerita-cerita mereka. Jadi yang kurang-kurang saya benahin dan yang bagus saya ambil,” kata Nur Salim Faktor yang membuatnya menjadi salah satu sosok yang berpengaruh di dunia transportasi, khususnya bus adalah komitmennya yang sangat kuat. 

“Kalau kita punya masalah, saya jadi tambah semangat. Itu ke depannya untuk saya jadi orang pinter. Masalah itu bikin kita sukses. Kalau ada masalah harus dihadapi, ini menjadi kunci. Kalau nggak ada masalah, PO Sahaalah nggak ada,” ujarnya, sembil tersenyum.

Sebelumnya, Nur Salim sempat dihubungi beberapa PO besar, di antaranya Lorena, Rosalia Indah, hingga Haryanto. Namun, dia bersikukuh membangun perusahaan yang dikelolanya sendiri, meski tak memiliki modal besar. 

“Balik lagi ke keluarga, itu kuncinya. Kalau istri mengizinkan, ya saya ambil tawaran dari orang lain. Saya nggak mau ada cekcok di rumah. Tapi mungkin ini sudah jalan Allah, ada banyak investor. Ini (bus) bukan saya yang beli, tapi ada investor,” kata pria bersahaja ini. 

Selain itu, Nur Salim memiliki prinsip tidak menerima investor yang menitipkan bus untuk dikelola perusahaan. 

Menurutnya, memiliki sedikit armada bus sudah cukup baginya dan menghindari masalah di kemudian hari. Dilansir dari berbagai sumber, Sahaalah sebelumnya dikenal sebagai divisi pariwisata dari PO New Shantika. 

Saat ini, keduanya pisah manajemen. PO New Shantika tetap bernaung di PT Shantika Bangun Perkasa, sedangkan PO Sahaalah di bawah naungan PT Sahaalah Berkah Safar.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network