Polri Presisi di Era Society 5.0

Fathir
Iptu Irman Setiawan. Foto: istimewa

MAJENE, iNewsMamuju.id -- Kesiapan polri yang presisi menyongsong era society 5.0 mewujudkan teman HUT Bhayangkara ke 77 tahun 2023.

Polri presisi mendukung peningkatan produktivitas dan agenda nasional serta internasional guna mewujudkan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Tema Hari Bhayangkara ke 77 2023 menunjukkan kesiapan sebagai aksi soliditas TNI, Polri dan masyarakat menjelang Pemilu 2024. Polri siap mendukung persiapan pemilu,” 

POLRI PRESISI DI ERA SOCIETY 5.0

Era ini teknologi berkembang sangat luar biasa dan telah membawa perubahan yang sangat drastis kepada generasi Polri dimasa keemasan. Perubahan mulai dirasakan dari bersosialisasi, cara berkomunikasi, memperoleh informasi sampai cara berpikir dan tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi.

Menghadapi era seperti ini sudah saatnya generasi Polri turut andil dalam menyebarkan konten positif. Sebagai Bangsa di era keterbukaan teknologi, sangat mengharapkan dalam menghadirkan Postur Polri yang berkualitas dan berkeseimbangan, baik secara aspek agama (aqidah, syariah dan akhlak), aspek pendidikan dan keterampilan, aspek keberadaban (budaya, nilai dan teknologi), aspek kesejahteraan (ekonomi dan nonekonomi) serta aspek sosial (kemasyarakatan dan kebangsaan).

Banyak yang terpanggil, tapi sedikit yang terpilih. 

Kalimat ini mengingatkan akan proses dan persaingan untuk menjadi pemimpin. Seperti pada pelaksanaan Job Mutasi berbagai Jabatan Srategis di Polri yang telah di percayakan oleh pimpinan untuk menjadi Pemimpin.

Dari sekian banyak yang terpanggil untuk menjadi calon pimpinan, tapi hanya sebagian kecil para Personil Polri yang terpilih.

Memotivasi Personil agar bersedia dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan materi untuk menjadi pemimpin, Disatu sisi masih banyak yang berlomba-lomba ingin menjadi seorang pemimpin. Disisi lain ada juga personil polri yang enggan didaulat menjadi pemimpin.

Kenyataan yang terjadi, tak sedikit orang yang terpilih menjadi pemimpin dengan ambisi di awal sangat tinggi, setelah terpilih, justru tak mampu menjadi pemimpin yang benar. Bahkan mereka harus berurusan dengan hukum.

Sebaliknya, orang yang menjadi pemimpin karena dorongan atasan padahal di awal tak ada ambisi, justru tampil lebih baik. Dia memberi pelayanan penuh tanggungjawab dan ikhlas.

Masa sekarang ini, boleh dikatakan kalau Polri mulai mengalami krisis kader pemimpin yang benar dan mampu mengembangkan kualitas orang-orang yang dipimpinnya.

Keprihatinan ini tentu tak bisa lepas dari proses pendidikan. Pimpinan Polri dan  Tenaga Pendidik yang berperan sebagai seorang pemimpin, tentu memiliki tanggung jawab. untuk itu mereka harus bisa menjadi role model dihadapan personil polri. Sehingga mereka bisa dengan mudah menanamkan dan mengembangkan konsep kepemimpinan yang benar dan sesuai di era revolusi industri 4.0 dan menyongsong era society 5.0.

Kepemimpinan seperti apa yang sesuai untuk menghadapi era society 5,0?

Menjadi pemimpin berarti siap menjadi pelayan (being servant) dan menjadi gembala (being shepherd).

Ada dua tipe kepemimpinan yang mampu menerapkan kedua fungsi tersebut yaitu kepemimpinan ETIS dan kepemimpinan PROFETIK.

Kepemimpinan ETIS adalah kepemimpinan yang berbasis pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku serta keputusan-keputusan yang dibuat.

Kepemimpinan ini berdasar pada nilai-nilai: integritas, konsisten, otentisitas, menghormati martabat manusia, kejujuran, kebenaran, keberanian dalam menegakkan kebenaran dan keadilan, bertindak dan mengambil sikap serta keadilan memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya, kerendahan hati, dapat dipercaya, bertanggung jawab, keterbukaan, konfidensialitas, kerelaan untuk berkorban demi kepentingan lembaga/ institusi dan tidak kompromistis/ berpegang teguh pada prinsip.

Kepemimpinan PROFETIK adalah kepemimpinan yang memiliki kepedulian terhadap kaum tertindas dan memperjuangkan pembebasan dan keadilan.

Pemimpin profetik memiliki sifat: selalu terusik dan berontak melihat ketidakberesan, memiliki keberanian moral, selalu menantang status quo, memicu daya imaginasi kreatif, melihat apa yang terjadi, visioner dan memiliki ketajaman melihat apa yang tidak dilihat orang lain, memberi inspirasi, memotivasi, membangkitkan dan menjaga semangat, tetap tenang, tegas dan konsisten, berani merangkul perubahan, berani memberi kritik konstruktif, serta berani membuat keputusan pada saat situasi konflik-dilematis.

Untuk mewujudkan kepemimpinan etis dan profetik, maka dibutuhkan langkah-langkah berikut.

1. Rumuskan standar performance secara konsisten dan konsekuen.
2. Menumbuhkan kesadaran pimpinan dan anggota
3. Menciptakan budaya trust, transparency, accountabilitas, responsibilitas, appresiasi dan equity.
4. Menegakkan kode etik perilaku.
5. Memberi apresiasi dan insentif dan memberikan sanksi bagi semua yang melanggar kode etik perilaku.

Seorang pemimpin akan sukses jika memiliki mimpi yang besar, keyakinan, keberanian dan konsistensi. Untuk itu seorang pemimpin membutuhkan kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional.

Karena keberhasilan seseorang dalam hidup bukan ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi oleh kecerdasan emosional yang dimiliki. Maka jagalah keseimbangan dari kecerdasan spiritual dan emosional.

Oleh: Iptu Irman Setiawan, SH.MH
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Jabatan Kasat Resnarkoba Polres Majene Polda Sulawesi Barat.

Editor : A. Rudi Fathir

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network