get app
inews
Aa Read Next : Rakercab Hipmi Bontang, Awin: Kita Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Jalan Trans Pasangkayu Retak, Warga Gunakan Daun Sawit sebagai Penanda

Minggu, 25 Agustus 2024 | 00:11 WIB
header img
Jalan Poros Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar). (Foto: Edison S/iNews Mamuju)

PASANGKAYU, iNewsMamuju.id - Jalan trans Lariang-Pasangkayu di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), semakin mengkhawatirkan akibat rawan longsor.

Kondisi ini diperparah dengan adanya retakan sepanjang sekitar 10 meter pada ruas jalan di Dusun Siparappe, Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya. Retakan tersebut terjadi karena tanah di bawah jalan bergeser dari posisinya, menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga setempat.

Pantauan di lokasi pada Sabtu (24/8/2024) menunjukkan bahwa bagian pinggir jalan aspal terkikis hingga sedalam sekitar satu meter. Hal ini menyebabkan aspal di beberapa titik terlihat retak, memungkinkan air hujan masuk dan mengikis lebih jauh pinggir jalan tersebut. Kondisi ini tidak hanya memperburuk struktur jalan, tetapi juga meningkatkan risiko longsor yang lebih serius.

"Dikhawatirkan kalau ada mobil muatan berat yang lewat, bisa jadi langsung longsor itu jalan," kata Ambo Roa, seorang warga setempat yang khawatir dengan kondisi jalan tersebut.

Ambo Roa menambahkan bahwa kondisi ini sebenarnya sudah berlangsung lama, namun semakin parah akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu tiga hari yang lalu.

"Sudah lama begitu tapi baru kemarin parahnya, karena hujan deras hari Rabu kemarin," jelasnya.

Area ini memang dikenal rawan longsor, terutama karena tanah di sekitarnya merupakan tanah gambut. Warga, termasuk Ambo Roa, berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki jalan tersebut.

"Mudah-mudahan cepat diperbaiki. Selain takut longsor, juga supaya mengantisipasi kecelakaan di jalan itu," harapnya.

Di sekitar jalan yang rusak ini, terdapat kebun sawit yang berada di bawah tebing setinggi kurang lebih 8 meter. Letak jalan yang berada di dekat tikungan tajam semakin menambah bahaya, terutama karena tidak adanya tanda peringatan jalan rusak dan penerangan yang memadai saat malam hari.

Sebagai langkah darurat, warga setempat hanya bisa menancapkan daun sawit pada retakan jalan sebagai penanda agar pengguna jalan lebih berhati-hati. Meskipun sederhana, penanda ini diharapkan bisa sedikit membantu mengurangi risiko kecelakaan di jalan yang semakin mengkhawatirkan tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Zuajie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut