MAMUJU, iNewsMamuju.id - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo dijadwalkan akan berkunjung ke Sulawesi Barat (Sulbar) pada Selasa, 23 April 2024.
Hal tersebut diungkapkan Penjabat (Pj} Gubernur Sulbar, Zudan Arif Fakrulloh saat ditemui usai pembukaan Musrenbang Pemprov Sulbar di ballroom Grand Maleo Hotel & Conventio, Jl Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Mamuju, Kamis (18/4/2024) siang.
Menanggapi hal itu, Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Pitu Ulunna Salu (IPMAPUS) Sulbar, Alimustakim menuturkan pihaknya siap menyambut kedatangan RI 1.
"Dengan kehadiran presiden ini adalah suatu momen yang mesti digalakkan, mengingat kondisi Sulbar hari ini memprihatinkan," ungkapnya kepada iNewsMamuju.id melalui sambungan singkat WhatsApp.
Menurutnya, banyak perkara yang bisa disampaikan secara langsung kepada Presiden Jokowi, jika memang betul akan melakukan kunjungan ke Tanah Malaqbi.
Pemuda yang akrab disapa Takim itu memaparkan, pembangunan infrastruktur, pengembangan pendidikan, dan maraknya penambangan yang tidak jelas menganggu aktifitas masyarakat juga merusak jalan trans Sulawesi.
"Terutama konflik di pemerintahan terkesan praktik kepentingan, terutama kebijakan tidak jelas, saya kira ini kesempatan kita untuk menyampaikannya kepada presiden," kata dia.
"Kawan-kawan aktivis tak henti-hentinya selalu menyuarakan isu-isu nasional, namun pemerintah hari ini menutup mata, dan enggan menanggapi untuk dijadikan evaluasi di tingkat pemerintah pusat," tambahnya.
Dia juga menambahkan, bobroknya penanganan terhadap konflik agraria, reklamasi, yang notabenenya tidak ada penindakan tegas dari pemerintah dan khususnya oleh Aparat Penegak Hukum (APH) terhadap oknum perusahaan.
Takim menyebutkan hal yang memperparah keadaan tersebut, yakni kelakuan instansi-instansi terkait yang kuat dugaan melakukan praktek bagi-bagi proyek.
"Seakan tidak ada masalah, namun di dalamnya terjadi suatu lingkaran setan yang menjerumuskan pembangunan tidak sesuai harapan," kesalnya.
Dengan kehadiran Presiden RI, secara tegas IPMAPUS Sulbar meminta presiden betul-betul melihat secara kasat mata dan melakukan evaluasi terhadap segala bentuk kelakuan tangan-tangan yang tidak terlihat.
"Kami juga meminta kepada presiden untuk membuka ruang audensi terhadap masyarakat dan mahasiswa, apabila tidak diindahkan kemungkinan kami akan melakukan konsolidasi untuk menyambut kedatangan RI 1," tutup Takim.
Editor : Zuajie
Artikel Terkait