Warga Salurano Mamasa Blokade Jalan, Tolak Pembangunan TPA yang Dinilai Cemari Lingkungan

Frendy Cristian
Puluhan warga Desa Salurano, Kecamatan Tanduk Kalua, Kabupaten Mamasa, melakukan aksi demonstrasi menolak rencana pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di wilayah mereka. Foto: iNewsMamuju.id

MAMASA, iNewsMamuju.id – Puluhan warga Desa Salurano, Kecamatan Tanduk Kalua, Kabupaten Mamasa, melakukan aksi demonstrasi menolak rencana pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di wilayah mereka, Sabtu (13/9/2025). Aksi tersebut diwarnai dengan penutupan jalan dan pemasangan baliho penolakan di pintu masuk menuju lokasi yang direncanakan sebagai TPA.

Koordinator aksi, Reynal Mesakaraeng, menegaskan bahwa langkah warga merupakan bentuk penolakan tegas terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan masyarakat. Menurutnya, lokasi pembangunan TPA terlalu dekat dengan permukiman, sehingga berpotensi menimbulkan dampak serius bagi kesehatan dan lingkungan.

“Kami menolak keras keberadaan TPA ini. Penempatannya sangat dekat dengan rumah warga. Jika dipaksakan, akan menimbulkan masalah kesehatan, pencemaran lingkungan, hingga bau menyengat yang mengganggu aktivitas masyarakat,” tegas Reynal dalam orasinya.


Reynal menambahkan, warga tidak menolak program pemerintah, tetapi meminta agar lokasi TPA dipindahkan ke tempat yang lebih jauh dari pemukiman penduduk.

Aksi protes ini melibatkan berbagai kalangan, mulai dari pemuda hingga anak-anak. Warga khawatir keberadaan TPA dapat mencemari sumber air bersih, merusak kualitas tanah pertanian, dan mengancam kelestarian lingkungan. Hal ini dikhawatirkan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidup dari pertanian dan perkebunan.

Seorang warga menyebut bahwa penolakan terhadap TPA bukanlah hal baru. Ia mengungkapkan, sejak dulu masyarakat sudah menentang rencana tersebut. Bahkan, Marten D., almarhum Kepala Desa Salurano pertama, pernah menolak pembangunan TPA sehingga rencana itu sempat dihentikan.

“Sekarang tiba-tiba muncul lagi kabar bahwa pembangunan TPA akan dilanjutkan,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah daerah Mamasa belum memberikan tanggapan resmi terkait aksi penolakan tersebut. Namun, warga berharap aspirasi mereka benar-benar diperhatikan dan dijadikan pertimbangan sebelum proyek TPA dilanjutkan.

Reynal memastikan, aksi penolakan ini tidak akan berhenti jika pemerintah tetap memaksakan pembangunan TPA di lokasi yang dipersoalkan.

Editor : A. Rudi Fathir

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network