MAMUJU, iNewsMamuju.id - Salumakki adalah sebuah desa terpencil yang berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara dan Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) tepatnya di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Desa ini berada di sekitar 200 km dari Ibu Kota Provinsi Sulbar, Mamuju. Secara geografis, Desa Salumakki terbagi menjadi delapan dusun.
Desa Salumakki berada di dataran tinggi, tepatnya di kaki Gunung Siraun. Secara keseluruhan, desa ini dihuni lebih dari 1500 jiwa, di mana sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani atau ladang berpindah.
Untuk bisa tiba ke desa ini, kita menempuh perjalanan sekitar 10 hingga 11 jam, karena keterbatasan akses dan tidak adanya transportasi umum.
Teraliri Listrik :
Keterbatasan akses jalan membuat masyarakat Desa Salumakki hidup dalam keterisoliran, namun bukan berarti mereka hidup dalam kegelapan.
Masyarakat Desa Salumakki tidak lagi khawatir saat malam menyapa, tanpa harus bergantung pada Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Desa Salumakki telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dibangun secara swadaya dan menggunakan dana desa.
“Di sini Listrik menyala 1 x 24 jam, dari pagi hingga pagi, kecuali saat ada perbaikan,” ucap Rande, salah seorang warga setempat.
Setelah turbin dibuka, maka lampu indicator di box akan menyala, dan lampu di rumah warga juga menyala.
Menurut dia, PLTMH Desa Salumakki dibangun sejak tahun 2013 dengan memanfaatkan bantuan dana desa, dengan menggunakan mesin kapasitas 30 ribu Watt, menerangi 140 rumah.
“Masyarakat dipungut biaya Rp5 ribu perbulan setiap satu balon lampu yang digunakan,” sambungnya.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik berskala kecil yang memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan, serta mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang.
PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.
Ditambahkan, sebelum ada PLTMH, warga Desa Salumakki menggunakan Petromax dan pelita minyak tanah.
“Sebelum ada PLTMH, masyarakat di sini mengunakan pelita minyak tanah dan beberapa rumah menggunakan mesin generator. Itupun hanya bisa hidup pada hari raya paskah dan natal,” jelasnya.
Dengan adanya pembangkit listrik tersebut, kini aktifitas rumah tangga menjadi lebih mudah. Warga tidak sepenuhnya mencari kayu di hutan setiap hari, untuk kebutuhan memasak. Mereka sudah bisa colok kabel yang terhubung ke rice cooker, penanak nasi listrik.
Selain terang, sebagian warga pun kini sudah menikmati fasilitas jaringan internet, meskipun masih lelet.
Tak hanya mengalir di rumah tangga, listrik juga mengalir di fasilitas umum, seperti sekolah, sarana kesehatan dan rumah ibadah.
Kepala Desa Salumakki, Sopater Y Masindana mengatakan, pembangunan PLTMH tersebut murni menggunakan tenaga kerja dari desa, atau atas dasar swadaya masyarakat.
“Itu berdasarkan kesepakatan kita bersama antara pemerintah desa dan masyarakat, agar pembangunan bisa dinikmati oleh masyarakat,” kata dia. Senin, (8/4/2024).
PLTMH tersebut di bangun di aliran sungai Keulo, yang berjarak 1 km dari perkampungan.
“Kami bersyukur sekarang masyarakat Salumakki seluruhnya sudah menikmati listrik," tuturnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat Salumakki untuk menjaga turbin, dan juga melestarikan hutan yang ada. Di sekitar area PLTMH harus ditanami pohon, dan harus steril dari penebangan hutan di sepanjang sungai.
Editor : Zuajie