MAMUJU, iNewsMamuju.id -- Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulselbar berjanji akan bertanggung jawab atas raibnya tabungan sejumlah nasabah yang nilainya hinga miliaran rupiah.
Demikian dikatakan langsung Fadli, selaku ketua tim audit Bank Sulselbar, saat ditemui di Kantornya, Senin (7/11/2024)
Saat ini kata dia, pihkanya tengah melakukan proses audit untuk mengetahui jumlah kerugian.
"Saat ini, kami masih dalam proses audit untuk mengetahui jumlah kerugian, nanti juga kami sampaikan ke media,"Ujarnya.
Sebelumnya Sejumlah nasabah Bank Sulselbar mendatangi kantor Cabang Mamuju menanyakan nasip tabungan mereka yang tiba-tiba hilang dari rekening mereka.
Para nasabah tersebut meloporkan kehilangan tabungan yang bervariasi mulai dari Rp 100 juta, Rp 500 juta hingga Rp 2,1 Miliar.
Menurut salah satu nasabah Bank Sulselbar, Nirmalasari Aras, dia baru mengetahui kehilangan tabungan sebanyak Rp 2,1 Miliar setelah mendapatkan kabar dari nasabah lain dari awal bulan Oktober 2022.
"Saya baru tau itu sebulan ini, karena awalnya saya tidak mau cek karena kata bank dana saya dan mertua itu aman. Setelah ketemu nasabah lain disuruh cek lalu saya datang ke kantor bank minta rekening koran ternyata dana saya sudah tidak ada. Semua hasil usaha-usaha dan gaji saya di simpan di rekening bahkan ada juga dari bank lain saya cabut dan simpan disini," kata Nirmalasari.
Pengusaha yang juga anggota DPRD Kabupaten Mamuju Tengah tersebut mengaku, awalnya dia mulai menabung di bank Sulselbar sejak tahun 2019. Saat itu karyawan bank Sulselbar menawarkan sejumlah bunga yang cukup tinggi yang akan diterimah setian bulan beserta program undian mobil.
Hingga Oktober 2022, saldo tabungannya yang raib mencapai Rp 2,1 miliar.
"Saya dijanjikan setiap bulan akan mendapatkan bunga sekian jika dana di hold, bahkan ada dana saya dari BRI yang saya cabut agar mencukupi Rp 2 miliar itu, tapi setelah saya cek tidak masuk uang Rp 300 juta di rekening," paparnya.
Keanehan lain menurut Nirmalasari karena saat dananya di kelurakan oleh pegawai bank, ia tidak dikinfirmasi. Padahal menurutnya, ia serjng ditelepon jika ada penarikan uang dengan jumlah yang besar.
"Saya cek ada transaksi kekuar Rp 500 juta lalu Rp 700 juta, biasanya kalau ada penarikan uang dengan jumlah yang besar itu ditelepon oleh pihak bank, tetapi kenapa inu kekuar tanpa sepengatahuan saya. Saya tanyakan dikemanakan itu uang saya, terus dijawab bu Hermin katanya itu proses holding dari bank," tanya Nirmalasari pada pihak Bank Sulselbar.
Editor : A. Rudi Fathir
Artikel Terkait